REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Platform digital Bhinneka.com menyiapkan sejumlah strategi untuk mengembangkan usaha di tengah kompetisi yang semakin marak di industri sejenis di Tanah Air.
Chief of Commercial and Omnichannel Bhinneka.com Vensia Tjhin mengatakan, saat ini sektor perdagangan digital tengah bergairah. Aksi korporasi berupa merger dan akuisisi dilancarkan oleh sejumlah perusahaan untuk mengkonsolidasikan bisnisnya.
"Di tengah kompetisi yang semakin sengit ini kami sudah menyiapkan strategi korporasi dalam mengembangkan usaha. Kami mempersiapkan dua tiga hal yang bisa membuat kami memenangkan pasar," ujar Vensia melalui keterangan tertulis di Jakarta, Rabu (13/10).
Saat ini, Bhinneka menggarap enam lini bisnis, mulai dari produk Teknologi Informasi (TI) dan Maintenance, Repair & Operational (MRO), digital printing solution, offline store and service center, business solution, B2B platform marketplace, hingga digital products. Dari keenam lini bisnis yang terintegrasi, offline store and service center menjadi salah satu tulang punggung strategi omnichannel Bhinneka.
Sementara dari sisi penjualan, proporsi produk di Bhinneka.com tergolong berimbang. Selama pandemi Covid-19 dari masa PSBB hingga PPKM, kategori produk IT (gadget, komputer, desktop, notebook) dan MRO mendominasi transaksi di Bhinneka.com, bersamaan dengan perlengkapan kesehatan (masker medis, cairan disinfektan, paket tes usap, dan lainnya) yang mengalami kenaikan di masa pandemi.
"Ada transaksi yang naik, ada juga yang turun. Beberapa sektor terjadi pelambatan, tapi ada yang meningkat, jadi cukup berimbang," ujar Vensia.
Dalam pengembangan bisnisnya, lanjutnya, Bhinneka melayani pengadaan (eProcurement) yang menawarkan efisiensi biaya hingga 25 persen per tahun melalui platform Bhinneka Bisnis (business-to-business/B2B). Bhineka.com juga bekerja sama dengan LKPP untuk pengadaan pemerintah dengan menawarkan 150.000 SKU dari 9.000 suppliers.
Sebagai salah satu pemain di B2B e-commerce Indonesia, saat ini Bhinneka.com juga menawarkan beberapa produk untuk membantu akselerasi digital di korporasi, organisasi (termasuk universitas), serta instansi pemerintah seperti pemda/pemkot yang banyak membangun e-marketplace untuk meningkatkan pelayanan publik dan mendorong pendapatan daerah, termasuk agar UMKM setempat bisa go online.
"Dengan teknologi yang kami sediakan, banyak korporasi, organisasi, dan lembaga yang dapat menghemat anggaran investasi untuk pembangunan e-marketplace ini," kata dia.
Saat ini, setidaknya ada 10 pemda/pemkot yang tengah berproses dengan Bhinneka.Com. Targetnya, hingga akhir tahun ini ada 5 e-marketplace milik pemerintah daerah yang akan go live.
"Sementara di sisi organisasi, komunitas, universitas tercatat hampir 30 yang sedang kami kerjakan. Dua e-marketplace milik universitas sudah go live, dan menyusul beberapa segera go live di kuartal 4 ini," ungkapnya.