REPUBLIKA.CO.ID,— Kalimat tauhid La Ilaha Ilallah merupakan bentuk pengakuan seluruh umat Islam bahwa Tiada Tuhan Selain Allah. Kaum sufi yang menghayati kalimat ini beranggapan bahwa Meng-Esakan Allah adalah hal pertama yang perlu dilakukan.
Imam Fakhruddin Muhammad bin Umar bin al-Husain ar-Razi dalam Ajaib Alquran yang dialihbahasakan "Keajaiban Al-Qur’an & Rahasia Kalimat Tauhid” terbitan Wali Pustaka menjelaskan rahasia kalimat La Ilaha Ilallah dengan mengutip ayat suci Alquran. Allah SWT berfirman,
فَاعْلَمْ أَنَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا اللَّهُ وَاسْتَغْفِرْ لِذَنْبِكَ وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ ۗ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مُتَقَلَّبَكُمْ وَمَثْوَاكُمْ
“Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Ilah (sesembahan, tuhan) selain Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan. Dan Allah mengetahui tempat kamu berusaha dan tempat kamu tinggal.” (QS Muhammad 19).
Menurut Ar Razi, dalam ayat tersebut Allah SWT mendahulukan perintah tauhid serta mengetahui dan meyakini keesaan-Nya, daripada perintah istighfar atau memohon ampunan kepada-Nya. Karena, menurut dia, pengetahuan tauhid merupakan bagian dari pembahasan pokok (‘ilm al-Ushul), sedangkan istighfar merupakan cabangnya (‘ilm al-Furu’).
Ar Razi menjelaskan, sesuatu yang bersifat pokok sudah semestinya didahulukan atas sesuatu yang bersifat cabang.
Menurut dia, tidak mungkin seseorang menaati Tuhan dan beribadah kepada-Nya jika dia belum mengetahui dan meyakini keberadaan-Nya.
Pentingnya pengatahuan tauhid ini menunjukkan bahwa ilmu lebih didahulukan daripada amal.
Menurut kalimat tauhid ini merupakan bacaan dzikir yang paling utama. Oleh karena itu, Alquran menceritakan seorang musuh Allah dan kekasih Allah yang membaca kalimat tauhid untuk meminta perlindungan dari-Nya.
Musuh Allah yang dimaksud adalah Firaun. Menurut Ar Razi, di detik-detik terakhir kehidupannya Firaun juga sempat mengucapkan:
وَجَاوَزْنَا بِبَنِي إِسْرَائِيلَ الْبَحْرَ فَأَتْبَعَهُمْ فِرْعَوْنُ وَجُنُودُهُ بَغْيًا وَعَدْوًا ۖ حَتَّىٰ إِذَا أَدْرَكَهُ الْغَرَقُ قَالَ آمَنْتُ أَنَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا الَّذِي آمَنَتْ بِهِ بَنُو إِسْرَائِيلَ وَأَنَا مِنَ الْمُسْلِمِينَ
“Dan Kami memungkinkan Bani Israil melintasi laut, lalu mereka diikuti oleh Fir'aun dan bala tentaranya, karena hendak menganiaya dan menindas (mereka), hingga bila Firaun itu telah hampir tenggelam berkatalah dia, "Saya percaya bahwa tidak ada Tuhan melainkan Tuhan yang dipercayai Bani Israil, dan saya termasuk orang-orang yang berserah diri (kepada Allah.” (QS Yunus 90).
Ar Razi menjelaskan, maksud ucapan Firaun itu seolah-olah Firaun berkata, “Tiada Tuhan yang menjadikan api terasa sejuk sebagaimana api yang membakar Nabi Ibrahim AS ketika dia dibakar oleh kaumnya, dan tiada tuhan yang mampu menjadikan air sebagai azab bagi manusia sebagaimana mana air laut yang menenggelamkanku (Firaun), kecuali Tuhan yang diimani Bani Israil.”
Sedangkan kekasih Allah yang disebut Ar Razi adalah Nabi Yunus AS. Allah SWT berfirman:
وَذَا النُّونِ إِذْ ذَهَبَ مُغَاضِبًا فَظَنَّ أَنْ لَنْ نَقْدِرَ عَلَيْهِ فَنَادَىٰ فِي الظُّلُمَاتِ أَنْ لَا إِلَٰهَ إِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِينَ
“Dan (ingatlah kisah) Dzun Nun (Yunus), ketika ia pergi dalam keadaan marah, lalu ia menyangka bahwa Kami tidak akan mempersempitnya (menyulitkannya), maka ia menyeru dalam keadaan yang sangat gelap: "Bahwa tidak ada Tuhan selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zalim." (QS Al Anbiya 87)
Ar Razi menjelaskan bahwa maksud dari doa Nabi Yunus itu seolah-olah dia sedang berkata, “Tiada Tuhan selain Engkau, karena hanya Engkau yang mampu menjadikan seseorang tetap hidup di dalam perut ikan. Dan tak ada satu pun yang memiliki kekuasaan (kemampuan) semacam itu, kecuali diri-Mu.”
Baca juga : Prancis Tutup Masjid Dengan Tuduhan Sebarkan Radikalisme
Namun, menurut Ar Razi, meskipun Nabi Yunus dan Firaun sama-sama mengucapkan kalimat yang bermakna tauhid tersebut, Allah SWT hanya menerima ucapan Nabi Yunus. Karena, doa yang yang dipanjatkan Nabi Yunus sangat berbeda dengan doa Firaun. Doa Nabi Yunus diucapkan berkat kekuatan iman dan tauhid yang berkesinambungan, sementara kalimat tauhid Firaun hanya kamuflase.