REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PON Papua XX resmi ditutup pada Jumat (15/10). Hingga Kamis (14/10) malam, juara umum PON dipegang Jawa Barat (Jabar) dengan 1.333 emas, 105 perak, dan 116 perunggu. Sedangkan DKI Jakarta menjadi runner-up atau posisi kedua perolehan medali. Tim Ibu Kota memperoleh total 301 medali dengan rincian 110 emas, 91 perak dan 100 perunggu.
Sementara Jawa Timur (Jatim) di urutan ketiga dengan 110 emas, 89 perak, serta 88 perunggu (287 medali). Tuan rumah Papua menyabet 93 emas, 66 perak, dan 102 perunggu (261 medali) disusul Bali dengan 28 emas, 25 perak, dan 54 perunggu (107 medali).
Anggota Pembina KONI DKI Jakarta Ashraf Ali menilai posisi Jakarta yang runner-up sudah maksimal. "Perjuangan atlet, pelatih, asisten pelatih, pengprov dan ofisial sudah maksimal. Saya rasa prestasi ini naik, karena pada PON 2016 posisi DKI urutan ketiga," kata dia kepada wartawan.
Ashraf menilai, kehadiran Gubeernur DKI Jakarta Anies Baswedan ke arena PON Papua juga memberikan semangat kepada para atlet. "Di Papua, Anies memberikan motivasi ke para atlet," ungkap pria yang biasa disapa Bang Haji ini.
Anies datang ke Papua pada Senin (11/10) hingga Selasa (12/10). Mantan Mendikbud ini salah satunya menemui atlet renang DKI Jakarta sebelum berlomba dan hasilnya mendapatkan tiga emas dari target dua medali.
Ashraf yang pernah menjadi Ketua Taekwondo DKI Jakarta menilai, dalam melakukan pembinaan hingga atlet menjadi berprestasi bukan lah hal mudah. "Karena harus didukung anggaran, semangat dan keseriusan untuk mencetak atlet agar bisa mendapatkan emas," terangnya.
Terkait DKI Jakarta hanya sebagai runner-up dan disalip Jabar karena sebelumnya sempat memimpin dalam prolehan medali PON, Ashraf melanjutkan kalau hal itu tidak bisa dilihat sebelah mata.
"Di DKI itu pembinaan tingkat provinsi. Kalau daerah lain seperti Jabar, Jatim, Jateng, Banten dan daerah lain, masing-masing kabupaten/kota mendapatkan anggaran dari pemerintah setempat. Kalau digabungkan atau akumulasi maka lebih besar anggaran daerah ketimbang DKI," ungkap pimpinan Komisi E DPRD DKI Jakarta 2014-2019 ini.
Pemuda Muhammadiyah ikut apresiasi
Pimpinan Wilayah (PW) Pemuda Muhammadiyah DKI Jakarta ini juga mengapresiasi perjuangan atlet DKI Jakarta di PON XX, meski tak berhasil merebut predikat juara umum.
“Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah DKI Jakarta memberikan apresiasi kepada seluruh atlet dan para ofisial yang telah bekerja keras dan berjuang untuk memperoleh hasil yang terbaik,” kata Ketua Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah DKI Jakarta, Bayu Herdayana, melalui siaran tertulis.
Sementara Sekretaris Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah DKI Jakarta, Humaidi Rahman, mengajak semua pihak, terutama pemangku kebijakan di Provinsi DKI Jakarta, untuk saling dukung atas hasil yang sudah diperoleh para atlet di PON XX.
Kepada KONI DKI Jakarta dan Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora), Humaidi mengimbau untuk melakukan evaluasi dan memperbaiki cabang olahraga yang tidak mencapai target. “Bagi yang yang mencapai target, tentunya harus dipertahankan dan ditingkatkan lagi performanya,” kata dia.