Senin 18 Oct 2021 23:32 WIB

EFishery: Tulungagung Melek Teknologi Budidaya Perikanan

EFishery menyebut ada 18 ribu nelayan budidaya ikan Tulungagung yang telah bergabung

Rep: Novita Intan/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Perusahaan Aquaculture Intelligence bidang akuakultur, eFishery mengungkapkan salah satu daerah di Indonesia yang melek teknologi dalam praktik budidaya perikanan yakni Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur.
Foto: Istimewa
Perusahaan Aquaculture Intelligence bidang akuakultur, eFishery mengungkapkan salah satu daerah di Indonesia yang melek teknologi dalam praktik budidaya perikanan yakni Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perusahaan Aquaculture Intelligence bidang akuakultur, eFishery mengungkapkan salah satu daerah di Indonesia yang melek teknologi dalam praktik budidaya perikanan yakni Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur.

Tercatat ada 12.220 orang pembudidaya ikan yang menggantungkan mata pencahariannya dari ikan konsumsi di 12 kecamatan seperti Ngunut, Rejotangan, Sumbergempol, Boyolangu, Kedungwaru, Ngantru, dan Kauman. 

Sedangkan budidaya ikan di air deras bisa ditemui di Kecamatan Pagerwojo dan Sendang. Kabupaten ini termasyhur sebagai daerah penghasil ikan konsumsi seperti patin, lele, gurame, tombro, nila hitam, dan tawes.

Co-founder dan CEO eFishery Gibran Huzaifah mengatakan eFishery berupaya menjadi solusi untuk mengatasi masalah fundamental dalam industri akuakultur dengan menyediakan teknologi yang terjangkau, salah satunya melalui aplikasi eFisheryKu yang baru saja diperkenalkan pada  Agustus lalu. 

Aplikasi ini merupakan aplikasi koperasi digital sebagai pendukung bisnis budidaya ikan di Indonesia. Dengan menggunakan data dan teknologi, eFishery berkomitmen membantu para pembudidaya ikan untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas budidayanya, lebih mudah untuk mendapatkan permodalan, serta mendapatkan akses untuk memperluas pasar. 

“Kami percaya dengan penerapan teknologi akan membawa dampak positif, begitupun industri akuakultur yang menjadi fokus kami. Ketersediaan nutrisi yang terjangkau dan proses produksi pangan yang berkelanjutan bisa menjadi solusi terhadap masalah ini. Dan perikanan punya potensi sangat besar untuk mengambil peranan penting dalam mewujudkan hal tersebut,” ujarnya dalam keterangan resmi, Senin (18/10).

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement