REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Api Olimpiade tiba di China pada Rabu (20/10) pagi untuk Olimpiade Musim Dingin Beijing 2022, setelah upacara penyalaan api di Athena yang dibayangi oleh protes atas catatan hak asasi manusia China. Api itu diperkirakan akan dipamerkan pada upacara di Menara Olimpiade Beijing sebelum kirab obor dilakukan, menurut Komite Olimpiade Internasional (IOC).
Dikutip dari AFP, sekitar 2.900 atlet, yang mewakili sekira 85 Komite Olimpiade Nasional, akan bertanding di Olimpiade Musim Dingin akan berlangsung 4 hingga 20 Februari 2022. Api dinyalakan di Athena pada Senin dan pada hari berikutnya diserahkan kepada penyelenggara Olimpiade Beijing, namun upacara penyalaan api diwarnai oleh aksi protes para aktivis.
Para pengunjuk rasa mendesak IOC untuk menunda Olimpiade, dengan alasan bahwa China melakukan genosida terhadap Uyghur dan Tibet.Selama upacara penyalaan api di Olympia, Senin, para aktivis membentangkan bendera Tibet dan spanduk bertuliskan "tidak ada genosida" di Olimpiade.
Protes serupa diadakan di Acropolis di Athena pada Ahad (17/10). Pegiat hak asasi manusia menilai pemerintah pusat China mempraktikkan penindasan agama, penyiksaan, sterilisasi paksa dan erosi budaya melalui pendidikan ulang paksa.
Para pegiat percaya bahwa setidaknya satu juta orang Uyghur dan yang berbahasa Turki lainnya, sebagian besar minoritas Muslim telah dipenjara di kamp-kamp di Xinjiang. Setelah awalnya menyangkal keberadaan kamp Xinjiang, China kemudian mengatakan bahwa kamp tersebut adalah pusat pelatihan kejuruan yang bertujuan untuk mengurangi daya tarik ekstremisme Islam.
Ada juga seruan bagi para atlet dan pemerintah untuk memboikot Olimpiade. Ketua IOC Thomas Bach menolak pembicaraan tentang potensi boikot, mengklaim netralitas politik Komite Olimpiade Internasional.