REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan memperingatkan bahwa Turki akan mengerahkan persenjataan berat di Suriah melawan tentara Suriah jika perlukan. Suriah telah berulang kali mengutuk pengerahan ilegal Turki di wilayah utaranya.
"Saat ini, operasi kami berlanjut di titik-titik penting di kawasan itu, sama sekali tidak ada kompromi. Kami melanjutkan proses ini di Suriah," ujar Erdogan seperti dilansir Sputniknews pada Kamis (21/10).
Pemimpin Turki menyatakan saat ini tidak diketahui pasti posisi rezim Presiden Suriah Bashar Assad dalam mengambil tindakan. Namun, dia menekanakan, Ankara perlu melakukan sesuatu tindakan, terutama terhadap pendekatan ini di Idlib.
"Kami akan terus merespons dengan semua persenjataan berat kami. Kami tidak akan membiarkan situasi ini apa adanya," ujar pemimpin Turki itu.
Turki telah melakukan tiga serangan terpisah ke Suriah utara selama lima tahun terakhir. Sebagian besar terhadap milisi Kurdi Suriah yang didukung Amerika Serikat (AS) yang menyebut diri mereka Pasukan Demokrat Suriah. Namun, Ankara pun mendukung milisi di wilayah barat laut Suriah, Idlib.
Suriah menuduh Turki dan AS menduduki dan menjarah wilayahnya secara ilegal. Damaskus menuduh pasukan Ankara terlibat dalam pembersihan etnis. Ankara telah membantah tuduhan itu. Sementara Washington mengklaim bahwa kehadirannya di Damaskus terkait dengan ancaman kebangkitan kembali ISIS.