REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Belum lama ini, para peneliti asal Swedia dan Australia melakukan studi terkait hubungan penggunaan obat statin dan kematian COVID-19 pada sekitar 1 juta orang. Mereka menemukan bahwa penggunaan statin dikaitkan dengan risiko kematian COVID-19 yang sedikit lebih rendah, terlepas dari usia, jenis kelamin, dan faktor risiko COVID-19.
Dilansir di Medical News Today, Jumat (22/10), sebuah penelitian yang melibatkan 648 pasien yang dirawat di rumah sakit dengan COVID-19 menemukan bahwa peserta yang menggunakan statin sebelum terinfeksi COVID-19 memiliki kemungkinan 50 persen lebih kecil untuk meninggal di rumah sakit dibandingkan mereka yang tidak. Hingga saat ini, hanya ada sedikit penelitian tentang penggunaan statin yang mempengaruhi hasil COVID-19 di luar pengaturan rumah sakit.
"Hasilnya sejalan dengan hipotesis kami, dan beberapa penelitian observasional sebelumnya telah menunjukkan hasil yang serupa," ujar Rita Bergqvist, salah satu penulis studi dan mahasiswa kedokteran di Karolinska Institutet, di Solna, Swedia.
“Namun, kami senang bahwa kami dapat memberikan dukungan tambahan yang kuat secara ilmiah untuk rekomendasi saat ini untuk melanjutkan pengobatan statin selama pandemi," tambahnya.
Penelitian yang diterbitkan di dalam PLOS Medicine ini mencatat bahwa penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengkonfirmasi terkait statin yang dapat melindungi pasien dari COVID-19. Namun, pasien yang diresepkan statin harus terus minum obat mereka.
Statin adalah jenis obat yang digunakan untuk mengurangi kadar kolesterol low-density lipoprotein (LDL) dalam darah, juga dikenal sebagai kolesterol jahat. Memiliki kadar kolesterol LDL yang tinggi dapat menyebabkan pengerasan dan penyempitan arteri dan penyakit kardiovaskular. Sekitar 40 juta orang di Amerika Serikat menggunakan statin untuk mengelola kadar kolesterol mereka.
Penyakit kardiovaskular dan kadar kolesterol tinggi juga dikaitkan dengan hasil COVID-19 yang memburuk. Sementara itu, penelitian lain telah menyarankan bahwa statin mungkin memiliki efek antivirus, anti-inflamasi, dan anti-pembekuan darah yang mungkin bermanfaat melawan COVID-19.