REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di tengah setiap krisis terdapat peluang besar. Berpegang kepada prinsip yang diajarkan saintis Albert Einstein, tiga pendiri SOVLO, Lidya Valensia, Afra Viena, dan Djohan memutuskan untuk mengubah krisis yang hadir akibat pandemi Covid-19 menjadi peluang, dengan melahirkan brand baru yang diberi nama SOVLO.
Produk SOVLO antara lain adalah tas (sling bag, tote bag, waist bag, laptop sleeve), pouch, masker wajah, card case, dan baru-baru ini mulai juga memperkenalkan lini pakaian. CEO SOVLO Lidya Valensia, menjelaskan, awal kelahiran SOVLO di tengah situasi pandemi sebenarnya langkah bertahan perusahaan induknya, Lotus Group.
"Awalnya kami memang membutuhkan solusi ketika di awal pandemi Lotus Group mengalami penurunan omzet cukup drastis. Sementara di tengah krisis ini kami pikir justru kami sangat perlu tetap melindungi sekitar 40 orang penjahit dan 30 orang staf kantor yang bekerja buat kami," ujar Lidya dalam siaran di Jakarta, Sabtu (23/10).
"Ketika itulah, muncul ide melahirkan brand baru berupa produk fashion siap beli untuk masyarakat umum, sekaligus memanfaatkan platform e-commerce yang tengah menjamur di tengah pandemi," kata Lidya menjelaskan.
SOVLO mulai mencuri perhatian konsumen ketika meluncurkan tema ilustrasi Strong
Woman yang ternyata sangat disukai pembeli. Tema baju dan aksesoris tersebut relevan dengan kondisi pandemi yang saat itu sedang parah-parahnya. Hingga kini, SOVLO masih konsisten dengan tema positif dan memberdayakan.
Menurut Lidya, SOVLO mengajak semua pihak, tidak hanya pelanggan, untuk saling menguatkan dalam semangat kebersamaan dengan tema positif, seperti Strong Woman, Indonesian Strong Woman, Kembang Nusantara, Grateful Indonesia, Colourful Indonesia, Indonesian Brave Kids, Indonesian Strong Woman & Her Pets, Tanaman Hias, Indonesian Heroes, serta Indonesia Maju.
"Jadi banyak konsumen yang membeli produk kami tidak hanya untuk diri sendiri, mereka suka mengirimkan produk-produk kami ke teman-teman dan kerabat mereka dengan tujuan untuk saling menguatkan. Itu kami tahu dari feedback di platform e-commerce sendiri," kata Lidya.