Senin 25 Oct 2021 10:36 WIB

IHSG Diprediksi Menguat Seiring Naiknya Harga Komoditas

IHSG Senin dibuka melemah 17,37 poin atau 0,26 persen ke posisi 6.626,37.

Karyawan berjalan di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (16/8). IHSG Senin (25/10) dibuka melemah 17,37 poin atau 0,26 persen ke posisi 6.626,37.
Foto: Antara/Aprillio Akbar
Karyawan berjalan di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (16/8). IHSG Senin (25/10) dibuka melemah 17,37 poin atau 0,26 persen ke posisi 6.626,37.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada awal pekan ini diprediksi menguat seiring kembali naiknya harga komoditas. IHSG Senin (25/10) dibuka melemah 17,37 poin atau 0,26 persen ke posisi 6.626,37.

Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 4,43 poin atau 0,46 persen ke posisi 966,37. "Secara sentimen, pergerakan indeks hari ini akan diproyeksikan menguat seiring dengan peningkatan kembali harga-harga komoditas," kata Kepala Riset Reliance Sekuritas Lanjar Nafi dalam kajiannya di Jakarta, Senin.

Pasar komoditas terpantau cenderung menguat pada akhir pekan lalu. Harga minyak WTI meningkat ke level 84 dolar AS per barel, Brent meningkat ke 84,6 dolar AS per barel.

Harga batu bara meningkat ke 230 dolar AS per ton, nikel melemah ke19.787 per ton, dan CPO melemah ke 5.188 ringgit per ton. Sedangkan harga emas terpantau meningkat 1.793 per troy ons.

Dari eksternal, bursa AS bergerak datar pada perdagangan Jumat (22/10) pekan lalu, dipicu Gubernur The Fed Jerome Powell memberi komentar baru tentang pengurangan pembelian aset dan inflasi di tengah banyak laporan keuangan dari perusahaan besar. Pengurangan pembelian aset disebutkan akan selesai pada pertengahan tahun depan.Powell juga memperkirakan tekanan inflasi yang meningkat didorong oleh kendala pasokan global kemungkinan akan bertahan lebih lama dari yang diperkirakan sebelumnya. Ia prediksi, hal itu terjadi hingga tahun depan.

Bursa Asia pagi ini bergerak beragam seiring pernyataan Powell yang menerangkan bahwa akan segera dilakukan pengetatan pembelian aset atau tapering yang segera terjadi pada November ini. Pada akhir pekan lalu, bursa regional Asia mayoritas bergerak positif, setelah dikabarkan bahwa Evergrande tengah bersiap membayar bunga obligasi jatuh tempo.

Dari domestik, jumlah kasus harian COVID-19 pada Ahad (24/10) mencapai 623 kasus sehingga total jumlah kasus terkonfirmasi positif COVID-19 mencapai 4,24 juta kasus. Sedangkan jumlah kasus meninggal akibat terpapar COVID-29 mencapai 43 kasus sehingga totalnya mencapai 143.205 kasus.

Adapun untuk jumlah kasus sembuh bertambah sebanyak 1.037 kasus sehingga total pasien sembuh mencapai 4,08 juta kasus. Dengan demikian, total kasus aktif COVID-19 mencapai 14.360 kasus.

Untuk vaksinasi, jumlah masyarakat yang sudah disuntik vaksin dosis pertama mencapai 113,03 juta orang dan vaksin dosis kedua 67,92 juta orang dari target 208 juta orang yang divaksin.

Bursa saham regional Asia pagi ini antara lain indeks Nikkei melemah 277,83 poin atau 0,96 persen ke 28.527,02, indeks Hang Seng turun 90,1 atau 0,34 persen ke 26.036,83, dan indeks Straits Times terkoreksi 2,11 poin atau 0,07 persen ke 3.203,03.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement