Selasa 26 Oct 2021 15:09 WIB

BMKG Imbau Masyarakat Tenang Atas Rentetan Gempa di Jateng

Gempa berskala kecil di beberapa wilayah Jateng merupakan hal yang wajar.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat untuk tetap tenang atas rentetan gempa bumi yang terjadi di sejumlah wilayah Jawa Tengah dalam beberapa waktu terakhir. Ilustrasi
Foto: Pixabay
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat untuk tetap tenang atas rentetan gempa bumi yang terjadi di sejumlah wilayah Jawa Tengah dalam beberapa waktu terakhir. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat untuk tetap tenang atas rentetan gempa bumi yang terjadi di sejumlah wilayah Jawa Tengah dalam beberapa waktu terakhir. Gempa-gempa berskala kecil yang mengguncang beberapa wilayah Jateng dalam beberapa waktu terakhir merupakan hal yang wajar.

"Sebenarnya dengan banyaknya gempa-gempa kecil itu kan semakin mengurangi potensi terjadinya gempa besar, karena sudah ada rilis energi walaupun itu tidak bisa dijadikan semacam patokan. Tapi paling tidak secara teori seperti itu," kata Kepala BMKG Stasiun Geofisika Banjarnegara Setyoajie Prayoedhie saat dihubungi dari Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Selasa (26/10).

Baca Juga

Menurut dia, hal itu disebabkan daerah-daerah yang terjadi gempa merupakan daerah-daerah yang dilalui sesar aktif. "Contohnya seperti yang di Ambarawa itu ada tiga sesar aktif di sana, yakni Merapi, Merbabu, dan Telomoyo. Terus yang tadi malam di Temanggung juga masih rangkaian gempa-gempa Ambarawa, kemudian yang di Banyumas tadi malam itu kan sesar Ajibarang," katanya.

Dalam hal ini, gempa yang mengguncang Temanggung dan sekitarnya pada hari Senin (25/10), pukul 21.29 WIB, berkekuatan 2,6 Skala Richter (SR), berpusat di 14 kilometer tenggara Temanggung dengan kedalaman 6 kilometer. Sementara gempa yang terjadi di Banyumas pada hari Senin (25/10), pukul 23.23 WIB, berkekuatan 2,3 SR berpusat di 5 kilometer barat laut Purwokerto dengan kedalaman 10 kilometer.

Setyoajie mengatakan, karena lokasinya di dekat sesar aktif, sehingga terjadi gempa ketika ada peningkatan aktivitas melalui rilis energi. "Itu kebetulan bukan karena ada faktor-faktor lain karena memang dari hasil catatan kami, observasinya masih normal," katanya.

Soal gempa susulan yang terjadi di Salatiga dan Ambarawa, dia mengatakan, berdasarkan data hingga Senin (25/10), tercatat sebanyak 36 gempa yang terjadi termasuk gempa utama. "Yang terakhir kemarin (25/10), pukul 09.30 WIB. Sejak tadi pagi hingga siang ini tidak tercatat gempa susulan," katanya.

Terkait dengan hal itu, dia mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak terpengaruh terhadap berbagai informasi hoaks yang mungkin muncul berkaitan dengan gempa-gempa kecil dalam beberapa waktu terakhir. "Silakan hubungi kami atau BPBD setempat jika mendapatkan informasi yang belum jelas kebenarannya," kata Setyoajie.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement