Selasa 26 Oct 2021 16:27 WIB

Cara Menatap Sayyidah Khadijah kepada Nabi Muhammad

Nabi Muhammad bercerita ke Khadijah telah didatangi Malaikat Jibril.

Rep: Ali Yusuf/ Red: Muhammad Hafil
Cara Menatap Sayyidah Khadijah kepada Nabi Muhammad. Foto:  Mencintai Nabi Muhammad SAW (ilustrasi)
Cara Menatap Sayyidah Khadijah kepada Nabi Muhammad. Foto: Mencintai Nabi Muhammad SAW (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Sayyidah Khadijah menatap suaminya (Nabi Muhammad) yang sedang tidur dengan hati penuh kasih dan harapan. Sebelum tidur suaminya itu bercerita bahwa dia telah didatangi Jibril untuk menyeru kepada Allah SWT.

"Setelah dilihatnya ia tidur nyenyak, nyenyak dan tenang sekali, ditinggalkannya orang itu perlahan-lahan," tulis Husen Haekal dalam bukunya Sejarah Muhammad.

Baca Juga

Khadijah lalu keluar, dengan pikiran masih pada orang itu, orang yang pernah menggoncangkan hatinya. Pikirannya pada hari esok, pada hari yang akan memberikan harapan baik kepadanya.

"Harapannya, suami itu akan menjadi nabi atas umat, yang kini tengah hanyut dalam kesesatan," katanya.

Ia akan membimbing mereka dengan ajaran agama yang benar serta akan membawa mereka ke jalan yang lurus. Tetapi, sungguhpun begitu, menghadapi masa yang akan datang, ia merasa kuatir sekali, khawatir akan nasib suami yang setia dan penuh kasih-sayang itu. 

"Dibayangkannya dalam hatinya apa yang telah diceritakan kepadanya itu," katanya.

Dibayangkannya itu malaikat yang begitu indah, yang memperlihatkan diri di angkasa, setelah menyampaikan wahyu Tuhan kepadanya dan yang kemudian memenuhi seluruh ruangan itu. Selalu ia melihat malaikat itu kemana saja ia mengalihkan muka. 

"Khadijah masih mengulangi kata-kata yang dibacakan dan sudah terpateri dalam dada Muhammad itu," katanya.

Semua itu dibentangkan kembali oleh Khadijah di depan mata hatinya, kadang terkembang senyum di bibir, karena suatu harapan, kadang kecut juga rasanya. Semua itu  karena takut akan nasib yang mungkin akan menimpa diri al-Amin kelak.

Tidak tahan ia tinggal seorang diri lama-lama. Pikirannya berpindah-pindah dari harapan yang manis sedap kepada kesangsian dan harap-harap cemas. Terpikir olehnya akan mencurahkan segala isi hatinya itu kepada orang yang sudah dikenalnya bijaksana dan akan dapat memberikan nasihat.

 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement