REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bursa Efek Indonesia (BEI) menyatakan dana hasil penawaran umum perdana saham PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk atau Mitratel berpotensi melampaui hasil dana IPO PT Bukalapak.com Tbk yang mencapai Rp 21,9 triliun pada Agustus 2021 lalu. Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna di Jakarta, Selasa (26/10), mengatakan, Mitratel merupakan salah satu anak perusahaan BUMN yang bergerak di bidang penyediaan infrastruktur telekomunikasi.
Dengan merujuk pada POJK Nomor 53/POJK.04/2017, Mitratel termasuk dalam kategori perusahaan dengan aset skala besar atau aset di atas Rp250 miliar.Saat ini Mitratel sedang melakukan penawaran umum saham dan telah memasuki tahap penawaran awal atau bookbuilding.
Jumlah saham yang ditawarkan Mitratel sebanyak 25,54 miliar saham dengan rentang harga saham yang ditawarkan sebesar Rp775 per saham sampai dengan Rp975 per saham."Berdasarkan jumlah saham dan harga saham Mitratel tersebut, maka perkiraan dana yang akan diperoleh Mitratel berkisar Rp19,79 triliun hingga Rp24,9 triliun. Dengan mempertimbangkan angka-angka tersebut, dan apabila proses penawaran umum saham Mitratel berjalan sesuai rencana perusahaan, maka nilai fund raising Mitratel berpotensi melebihi Bukalapak," ujar Nyoman.
Nilai penghimpunan dana saham Bukalapak saat ini masih menjadi yang terbesar sepanjang 2021. Sedangkan nilai penghimpunan dana tertinggi yang berasal dari Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu atau right issue, dilakukan oleh PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk sebesar Rp95,9 triliun.
Sampai saat ini, lanjut Nyoman, indikator pasar modal Indonesia masih dinilai positif bila ditinjau dari jumlah perusahaan tercatat yang melakukan penggalangan dana di pasar modal. Pertumbuhan jumlah investor maupun Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga mengalami perkembangan yang relatif baik dibandingkan tahun lalu.
"Stabilitas ekonomi yang tetap terjaga, pemulihan ekonomi yang terus berlanjut, sentimen positif pada perkembangan ekonomi global maupun domestik, serta dukungan regulator-regulator terkait, menimbulkan kepercayaan dan optimisme bagi para pelaku pasar modal. Hal-hal tersebut menjadi pertimbangan penting bagi pasar dalam merespon seluruh aktifitas yang ada di pasar modal termasuk fund raising," kata Nyoman.
Sementara itu, terkait dengan rencana IPO GoTo, Nyoman mengatakan perusahaan tersebut belum melakukan pengiriman atau submit dokumen ke bursa. Menurut Nyoman, pada prinsipnya BEI menyambut baik setiap pihak yang akan melakukan penghimpunan dana di pasar modal.
"Keputusan untuk melakukan fund raising tentunya diserahkan kepada masing-masing perusahaan. Kami berkomitmen untuk menjadikan Bursa Efek Indonesia sebagai house of growth bagi seluruh karakteristik perusahaan-perusahaan potensial di Indonesia dengan menjadi bursa yang adaptif dan kompetitif," ujar Nyoman.
BEI pun telah melakukan berbagai terobosan untuk mengakselerasi peningkatan jumlah perusahaan tercatat, mulai dari penyediaan infrastruktur peraturan, pengembangan fitur-fitur tambahan notasi khusus maupun klasifikasi perusahaan tercatat."Dengan berbagai terobosan yang dilakukan bursa tersebut, diharapkan dapat memberikan nilai strategis bagi perusahaan yang akan melakukan penggalangan dana di pasar modal Indonesia. Selain itu, kondisi ini tentunya diharapkan juga dapat menarik potensi masuknya pendanaan dari investor global," kata Nyoman.