Rabu 27 Oct 2021 14:35 WIB

Jika Ada Kekerasan, UNS Telusuri Pihak Terlibat

UNS akan merunut siapa yang bertanggung jawab jika benar-benar terbukti ada kekerasan

Rep: Binti Sholikah/ Red: Bilal Ramadhan
Kondisi sekretariat Korps Mahasiswa Siaga Batalyon 905 Jagal Abilawa atau Menwa Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) Solo, Selasa (26/10) ditutup setelah kejadian meninggalnya mahasiswa saat mengikuti Diklatsar pada Ahad (24/10).
Foto: Republika/binti sholikah
Kondisi sekretariat Korps Mahasiswa Siaga Batalyon 905 Jagal Abilawa atau Menwa Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) Solo, Selasa (26/10) ditutup setelah kejadian meninggalnya mahasiswa saat mengikuti Diklatsar pada Ahad (24/10).

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO - Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) Solo bakal melakukan evaluasi besar-besaran terhadap kegiatan organisasu kemahasiswaan (ormawa) di lingkungan kampus yang melibatkan aktivitas fisik.

Hal itu mengusul kejadian meninggalnya mahasiswa saat mengikuti Pendidikan Dasar dan Latihan (Diklatsar) Korps Mahasiswa Siaga Batalyon 905 Jagal Abilawa atau Resimen Mahasiswa (Menwa) UNS.

Direktur Reputasi Akademik dan Kemahasiswaan UNS, Sutanto, mengatakan, di dalam program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) memang ada salah satu bagian bela negara. Namun, bela negara tidak diartikan sempit menjadi orang berperang, melainkan berbicara tentang kepemimpinan (leadership) maupun aksi-aksi bantuan sosial.

"Memang sejak Merdeka Belajar ada, kami ingin men-setting ke sana. Tapi kegiatan yang dilakukan ini bagian dari tradisi yang dilakukan oleh mereka (Menwa)," kata Sutanto saat jumpa pers di Gedung Dr Prakosa Kantor Pusat UNS, Solo, Jawa Tengah.