Rabu 27 Oct 2021 20:02 WIB

Twitter Bayar Klaim Gugatan Rp 11,6 Triliun

Pendapatan Twitter tidak begitu terdampak kebijakan privasi Apple.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Dwi Murdaningsih
Twitter
Foto: Reuters
Twitter

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Twitter kehilangan lebih dari setengah miliar dolar dalam tiga bulan hingga September. Kehilangan ini lantaran perusahaan itu membayar 809,5 juta dolar AS (Rp 11,6 triliun) untuk menyelesaikan gugatan yang sudah berjalan lama.

Raksasa media sosial itu dituduh menyesatkan investor atas keterlibatan pengguna pada tahun 2015. Terlepas dari pembayaran klaim ini, pendapatan kuartalan Twitter tumbuh 37 persen. Pertumbuhan ini didorong keberhasilan mengatasi dampak dari perubahan privasi Apple yang menghantam saingannya seperti Snap dan Facebook.

 

Sentimen ini membuat saham Twitter naik 3 persen, dilsnsir di BBC, Rabu (27/10). Pembaruan privasi Apple diluncurkan secara luas pada bulan Juni dan mencegah pengiklan digital melacak pengguna iPhone tanpa persetujuan mereka.

 

Pada bulan September Twitter setuju untuk menyelesaikan class action dengan pemegang saham mereka sejak tahun 2016. Gugatan tersebut mengklaim Twitter menyesatkan investor tentang berapa banyak pengguna yang aktif di platform setiap bulan serta seberapa sering mereka melihat timeline Twitter.

 

Perusahaan membantah melakukan kesalahan, namun setuju untuk menggunakan uang tunai untuk menyelesaikan klaim. Ini menandai bahwa klaim tersebut akan merugikan bottom-line kuartal ini.

 

Raksasa media sosial melaporkan kerugian bersih sebesar 537 juta dolar AS (Rp 7,7 triliun) pada kuartal ketiga. Kendati begitu, ada beberapa kabar bagus. Tidak seperti saingannya Snap, yang sahamnya anjlok 25 persen minggu lalu, Twitter relatif terisolasi dari perubahan privasi Apple.  

 

Twitter menghasilkan 1,14 miliar (Rp 16,3 triliun) dalam pendapatan iklan selama kuartal tersebut, memberi label dampak 'sederhana' karena sebagian besar pengiklannya tidak bergantung pada iklan yang sangat bertarget.

 

Direktur Keuangan Twitter, Ned Segal mengatakan pada panggilan konferensi dengan analis bahwa platform tersebut memperluas bisnis periklanan yang ditargetkan, seperti dengan memperkenalkan topik yang dapat diikuti pengguna di Twitter.

 

"Banyak dari ini adalah peluang yang ada di depan kita," kata Segal.

 

 

Facebook memberi isyarat bahwa mereka menyebabkan perusahaan 'menghadapi angin sakal' ketika merilis pendapatannya awal pekan ini. 

 

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement