Kamis 28 Oct 2021 09:48 WIB

Pemulihan Ekonomi Global Melambat, IHSG Lanjutkan Pelemahan

Investor asing membukukan penjualan bersih sebesar Rp 64,90 miliar di semua pasar.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Friska Yolandha
Petugas kebersihan beraktivitas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (10/9). IHSG dibuka turun ke posisi 6.5078,58 dan terus melorot ke posisi 6.562,31.
Foto: Prayogi/Republika
Petugas kebersihan beraktivitas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (10/9). IHSG dibuka turun ke posisi 6.5078,58 dan terus melorot ke posisi 6.562,31.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melanjutkan pelemahannya pada perdagangan hari ini, Kamis (28/10). IHSG dibuka turun ke posisi 6.5078,58 dan terus melorot ke posisi 6.562,31. 

Pagi ini, investor asing membukukan penjualan bersih sebesar Rp 64,90 miliar di semua pasar. Sejumlah saham yang paling banyak dijual asing antara lain PTBA, BBCA, BBRI, EXCL, UNTR, UNVR, INDF serta ICBP. 

Phillip Sekuritas Indonesia memperkirakan IHSG akan cenderung melemah pada hari ini. Pergerakan IHSG sejalan dengan indeka saham di asia yang mayoritas dibuka turun di tengah kekhawatiran pemulihan ekonomi yang berjalan lambat. 

"Pemulihan eknomi dari pandemi dikhawatirkan berjalan lebih lambat karena tekanan inflasi yang tinggi akan memaksa bank sentral di dunia untuk mengetatkan kebijakan moneter," tulis Phillip Sekuritas Indonesia dalam risetnya, Kamis (28/10).

Menurut riset, investor hari ini akan menantikan pengumuman hasil pertemuan bank sentral Jepang (BOJ) dan bank sentral Eropa (ECB). Investor juga menanti serta rilis perhitungan awal (preliminary) data inflasi bulan Oktober Jerman.

Pilarmas Investindo Sekuritas melihat penurunan pasar saham disebabkan oleh kabar dari Perusahaan properti China, Modern Land, yang mengalami gagal bayar. Modern Land telah melewatkan pembayaran obligasi yang jatuh tempo pada awal pekan ini. 

Modern Land tidak dapat melunasi kupon pembayaran atas obligasi 250 juta dolar AS. Perusahaan properti ini belum membayar pokok dan bunga atas senior notes 12,85 persen yang jatuh tempo pada Senin dikarenakan masalah likuiditas yang tidak terduga. 

"Tentunya ini kecemasan pasar yang sebelumnya sudah dicemaskan kasus Evergrande Group. Kondisi ini tentunya menambah kecemasan pelaku pasar dan investor atas satu per satu properti Tiongkok mengalami gagal bayar," tulis Pilarmas Investindo Sekuritas.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement