REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Firli Bahuri, mengajak generasi muda untuk menggelorakan semangat antikorupsi dalam memaknai Hari Sumpah Pemuda. Firli mengatakan butuh dukungan dan persatuan kekuatan utuh untuk perang 'badar' melawan korupsi.
"Bersatu, Bangkit, dan Tumbuh yang diusung sebagai tema besar peringatan Hari Sumpah Pemuda kali ini seyogianya menjadi inspirasi bagi kita semua untuk selalu menggelorakan semangat kaum muda agar senantiasa tampil terdepan sebagai agen perubahan sekaligus motor kemajuan untuk mengakselerasi terwujudnya cita-cita, impian, harapan, dan tujuan bernegara," kata Firli dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (28/10).
Menurutnya, hanya dengan meneladani dan menerapkan esensi, makna, dan nilai-nilai Sumpah Pemuda dalam kehidupan sehari-hari, negeri ini akan selamat dari segala ancaman dan ragam persoalan besar bangsa. Salah satunya korupsi dan perilaku koruptif yang telah berurat akar di republik ini.
"Butuh dukungan setiap elemen bangsa agar senantiasa bersatu padu untuk saling mengingatkan, menggalang satu kekuatan utuh bangsa Indonesia dalam perang badar melawan korupsi dan perilaku koruptif di negeri tercinta," ujarnya.
Ia mengingatkan siapa pun yang berani melakukan kejahatan korupsi adalah pengkhianat bangsa. Hal ini mengingat selain merugikan keuangan dan perekonomian negara, kejahatan kemanusiaan ini juga bertentangan dengan nilai-nilai dari setiap butir ikrar Sumpah Pemuda yang sejatinya menjadi arah tujuan bangsa dan negara ini.
"Kepada diri sendiri dan seganap bangsa, khususnya adik-adik dan anak-anakku para pemuda dan pemudi Indonesia di mana pun berada, jangan jadikan Hari Sumpah Pemuda sebagai ceremonytahunan belaka, guratan sejarah untuk dibaca atau tiga ikrar suci yang sekadar dilafalkan dalam upacara bendera," katanya.
Ia pun meminta generasi muda memahami makna dari setiap butir ikrar Sumpah Pemuda untuk terus menggelorakan semangat nasionalisme dan resapi nilai-nilai kehidupan dari setiap jengkal langkah, tetesan darah, dan air mata para pemuda pada masa perjuangan kemerdekaan. "Agar kita senantiasa ingat untuk berpegang teguh pada nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, kejujuran sehingga terlindungi dari rasa tamak yang tak lain teman sejati korupsi dan perilaku koruptif," katanya.
Oleh karena itu, dia menegaskan korupsi dan perilaku koruptif bukan hanya harus dihindari, melainkan juga wajib untuk diperangi mengingat NKRI belum sepenuhnya merdeka dari kejahatan kemanusiaan ini.
Dengan selalu mengamalkan esensi dan makna Sumpah Pemuda dengan semangat antikorupsi, kata Firli, cita-cita meningkatkan kesejahteraan, kemakmuran segenap bangsa dan rakyat Indonesia dari Sabang sampai Merauke mulai Miangas hingga Pulau Rote dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yang cerdas akan segera terwujud apabila korupsi benar-benar sirna dari bumi pertiwi.