REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD -- Sebanyak 65 militan pro ISIS telah menyerah di Provinsi Nangarhar, Afghanistan yang berbatasan dengan Pakistan. Hal ini diungkapkan oleh pemerintah setempat pada Ahad (31/10), yang mengutip kepala intelijen Taliban di wilayah tersebut.
Pemerintah Provinsi Nangarhar mengatakan, 65 militan pro ISIS menyerah setelah melakukan mediasi dengan para tetua suku di distrik Kot dan Batkot di provinsi Nangarhar. Mereka menyerah kepada Taliban melalui departemen intelijen, dan menyatakan penyesalan atas tindakan mereka di masa lalu.
"Orang-orang itu diampuni karena hidup dalam kondisi khusus. Tetapi jika (mereka) melanggar (persyaratan penyerahan), maka akan menjalani hukuman yang paling berat,” kata Direktur Direktorat Keamanan Nasional di Nangarhar, Bashir, dilansir Anadolu Agency, Senin (1/11).
Pembunuhan yang ditargetkan dan ledakan bom telah meningkat di Nangarhar. Militan pro ISIS mengklaim beberapa serangan, dan Taliban melancarkan serangan balasan terhadap kelompok tersebut di Nangarhar.
Awal bulan ini, Taliban mengklaim telah membongkar tempat persembunyian ISIS di ibu kota Kabul. Beberapa hari kemudian, kelompok ISIS mengklaim telah melakukan aksi bom bunuh diri besar-besaran di Kandahar.
Mereka juga mengklaim telah melakukan pembunuhan yang ditargetkan di provinsi Nangarhar dan Parwan, serta bom bunuh diri di sebuah masjid komunitas Syiah di Provinsi Kunduz utara, yang menewaskan lebih dari 100 orang.