REPUBLIKA.CO.ID, KINSHASA -- PBB menuduh angkatan bersenjata Republik Demokratik Kongo memukuli pembela hak asasi manusia (HAM) hingga tewas. Aktivis itu memprotes pajak ilegal di bagian timur negara yang dilanda perang tersebut.
Ketua kelompok masyarakat sipil Cabral Yombo di Kota Hombo tewas dalam operasi tentara yang diperintahkan oleh pejabat pemerintah setempat. Hal ini disampaikan U.N. Joint Human Rights Office (UNJHRO) dalam cicitannya di Twitter.
Juru bicara angkatan bersenjata Kongo belum dapat dimintai komentar. Kelompok advokasi HAM Kongo, Partnership for Integrated Protection, mengatakan Yombo dipukuli pada Jumat (29/10) lalu tewas di rumah sakit di Kota Bukavu pada Ahad (31/10).
"Saya mengecam penyiksaan yang mengarah pada kematian Pak Cabral Yombo, pertanggungjawaban harus ditegakan," kata salah seorang anggota parlemen Kongo, Juvenal Munobo, Selasa (2/11).
Agen-agen negara di Kongo kurang terlatih, tidak diberi perlengkapan yang cukup, dan tidak cukup dibayar. Berdasarkan data UNJHRO terakhir pada Agustus lalu, agen negara Kongo bertanggung jawab atas dua pertiga pelanggaran HAM di negara itu.