Rabu 03 Nov 2021 15:23 WIB

Sering Memaksa Buang Air Kecil? Dokter Sebut Kebiasaan Buruk

Memaksakan buang air kecil bisa mempengaruhi kesehatan jangka panjang.

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Nora Azizah
Memaksakan buang air kecil bisa mempengaruhi kesehatan jangka panjang.
Foto: www.freepik.com
Memaksakan buang air kecil bisa mempengaruhi kesehatan jangka panjang.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pernah memaksakan diri buang air kecil karena akan bepergian atau menonton bioskop? Ternyata, menurut dokter, kebiasaan memaksakan diri buang air kecil adalah kebiasaan buruk yang harus dihindari demi kesehatan jangka panjang. 

Kepala Departemen Uroginekologi di Rumah Sakit Westmead Australia, Jennifer King, mengatakan, mungkin tidak apa-apa jika melakukannya sesekali. Namun, jika ini menjadi kebiasaan, maka bisa menyebabkan kerusakan jangka panjang pada kesehatan.

Baca Juga

"Melakukannya terlalu sering menjadikannya kebiasaan seumur hidup dapat membawa efek jangka panjang," kata King, dilansir dari the conversation, Rabu (3/11). 

"Kita akan membuat kandung kemih 'berpikir' bahwa perlu buang air walaupun kandung kemih baru terisi sedikit, dan masalah ini bisa memburuk dari waktu ke waktu," ujar dia lebih lanjut.

Kandung kemih dapat menampung banyak cairan. Kandung kemih harus terisi penuh agar dapat dikeluarkan dengan benar. Menurut King, mereka yang memiliki kandung kemih normal dapat menampung antara 400-600 ml air kemih dengan waktu sekitar dua jam agar cairan yang diminum dapat sampai ke organ.

Hal ini berarti, bahkan minum sebotol air 600 ml tidak akan membuat seseorang menggunakan kamar mandi setidaknya selama dua jam. Sebaliknya, King menjelaskan bahwa memaksakan diri untuk mengosongkan kandung kemih di luar dorongan alami dapat menciptakan masalah kesehatan potensial.

"Untuk buang air kecil dengan mudah, kita membutuhkan otot kandung kemih untuk berkontraksi, otot-otot di sekitar uretra, dan dasar panggul, untuk rileks," kata dia.

Jik itu terjadi terus-menerus, maka akan membuat kandung kemih yang tadinya terbiasa menahan jumlah tertentu, jadi semakin sulit untuk menahan lebih banyak. Untungnya, King mengatakan bahwa kerusakan tersebut tidak selalu permanen. Mereka yang memiliki kandung kemih normal secara fisik dapat melatih diri mereka sendiri untuk keluar dari kebiasaan terlalu sering buang air kecil.

"Ini tentang belajar mengenali tanda-tanda dan membedakan antara dorongan alami dan memang air kemih harus benar-benar dikeluarkan," ucap dia menjelaskan.

"Jika kita sering ingin ke kamar mandi untuk buang air, cobalah menahan keinginan tersebut. Lalu pertimbangkan untuk menemui dokter atau fisioterapis panggul tentang hal itu," ujar King melanjutkan.

King juga menulis bahwa sekitar 30 persen orang dewasa dan sebagian besar anak-anak menderita kondisi kesehatan, seperti kandung kemih yang terlalu aktif atau mudah bereaksi. Kondisi ini dapat menciptakan dorongan kuat, serta rasa tiba-tiba ingin pergi ke kamar mandi.

Mungkin minum obat dapat membantu, tetapi menurut Mayo Clinic, buang air kecil terus-menerus juga bisa menjadi tanda peringatan masalah kesehatan yang lebih parah, seperti infeksi kandung kemih, masalah prostat, kondisi jantung, pembengkakan kaki, atau peradangan kandung kemih kronis. Untuk alasan ini, siapa pun yang terus-menerus merasa ingin buang air kecil harus segera menemui dokter.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement