Jumat 05 Nov 2021 05:00 WIB

Pakar Yakin Kasus Covid-19 di China Tertangani Sebulan

China menemukan kasus Covid-19 merambah ke 19 provinsi.

Red: Reiny Dwinanda
 Warga memakai masker untuk membantu mengekang penyebaran SARS-CoV-2 berjalan melalui antrean penerima suntikan booster vaksin Covid-19 di Beijing, China, Senin, 25 Oktober 2021. China kini sedang menerapkan kebijakan nol penularan.
Foto: AP/Andy Wong
Warga memakai masker untuk membantu mengekang penyebaran SARS-CoV-2 berjalan melalui antrean penerima suntikan booster vaksin Covid-19 di Beijing, China, Senin, 25 Oktober 2021. China kini sedang menerapkan kebijakan nol penularan.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Pakar penyakit saluran pernapasan Prof Zhong Nanshan meyakini gelombang terakhir Covid-19 di China akan tertangani tidak terlalu lama lagi. Ia memprediksi, kasus infeksi SARS-CoV-2 itu reda dalam waktu sebulan ke depan.

"China akan terus berusaha menerapkan kebijakan nol penularan karena tingkat kematian global sebesar dua persen masih terlalu tinggi," ujar Zhong, seperti dikutip media China, Kamis.

Baca Juga

Kasus Covid-19 terakhir yang ditemukan di Provinsi Gansu dan daerah otonomi Mongolia sejak dua pekan lalu telah merambah 19 provinsi. Bahkan, kasus tersebut lebih sporadis dibandingkan gelombang sebelumnya yang berawal dari klaster di Nanjing pada Juni lalu.

Menurut Zhong, kasus sporadis tersebut hal biasa. Apalagi, China telah melonggarkan pembatasan kedatangan orang asing menjelang Olimpiade Musim Dingin (Winter Olympic) di Beijing pada awal 2022.

"Saya berpikir, kebijakan nol penularan akan terus diterapkan di beberapa tempat dalam waktu lama," kata pakar yang baru saja mendapatkan penghargaan dari otoritas China atas dedikasnya dalam penelitian SARS dan Covid-19 itu.

Soal kepastian kapan pembatasan dicabut, menurut Zhong, itu akan tergantung situasi global dan regional dalam beberapa bulan ke depan. Ia beranggapan kebijakan nol penularan tidak membutuhkan biaya yang mahal.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement