REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hanya separuh populasi Rwanda punya akses ke air bersih. Alhasil mereka berisiko tinggi tertular penyakit. Namun, sekarang kios penyediaan air mulai bermunculan untuk memasok air bagi warga yang minim akses.
Sungai Nyabarongo. Ini sungai terpanjang di Rwanda dan menjadi pemasok air bagi banyak orang yang hidup di sepanjangnya.
Di Kagoma yang terletak di tepi Nyabarongo, hampir 1.000 orang mengambil air dari sungai itu setiap harinya. Namun, air berwarna kecoklatan itu tidak sehat untuk diminum.
Christelle Kwizera tidak mau tinggal diam. Pada 2011, ia pergi ke AS dan mendapat gelar di bidang “mechanical engineering.” Ketika ia kembali ke Rwanda, ia memulai perusahaan bernama Water Access Rwanda.
“Di AS, air minum bisa didapat dengan mudah. Tidak ada kekurangan,” tutur Christelle
Ketika kembali ke Rwanda ia sadar, air minum tidak mudah didapat di Rwanda. Ketika dia mendirikan perusahaan, dia digerakkan dua hal. Kebutuhan air bersih dan kebutuhan pekerjaan. Jadi ia berusaha menciptakan lapangan kerja di sektor air.