REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Bank Rakyat China (PBOC) mendorong peningkatan integrasi sistem antara yuan digital dengan aplikasi pembayaran seluler. Bank sentral tersebut juga akan meningkatkan ekosistem bank mata uang digitalnya, e-CNY.
Gubernur Yi Gang mengatakan PBOC akan merancang sebuah sistem terkait pengelolaan uang tunai dan rekening bank. Selain itu, PBOC juga akan meningkatkan efisiensi, perlindungan privasi, dan fungsi anti-pemalsuan.
"PBOC juga akan menguji dampak e-CNY pada kebijakan moneter dan pasar keuangan," kata Yi dilansir Bloomberg, Rabu (10/11).
Sebagai pelopor di antara bank sentral global dalam mengembangkan mata uang digital, PBOC telah menguji e-CNY di sejumlah wilayah sejak akhir 2020. Sebanyak 140 juta orang telah membuat akun yuan digital, naik dari 20,8 juta di awal tahun.
PBOC telah bermitra dengan raksasa teknologi termasuk Ant Group dan JD.com Inc untuk mempromosikan mata uang digital. Pengguna di zona percontohan dapat mengakses dompet e-CNY mereka melalui aplikasi Alipay Ant atau dana isi ulang.
Yuan digital utamanya akan digunakan untuk transaksi ritel di China, dan bank sentral akan terus memasok uang tunai. PBOC sedang mempersiapkan uji coba yang lebih luas di Olimpiade Musim Dingin Beijing pada Februari 2022.