REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bio Farma, induk Holding BUMN Farmasi, menyatakan, harga reagen kit PCR adalah Rp 90 ribu. Adapun reagen kit hanyalah salah satu dari sejumlah komponen yang menentukan tarif tes PCR.
"Yang dimaksud dengan harga Rp 90.000, adalah harga Reagen Test Kit PCR, bukan tarif layanan PCR secara keseluruhan", kata Direktur Utama Bio Farma, Honesti Basyir, dalam siaran persnya, Rabu (10/11).
Reagen kit PCR merupakan cairan yang digunakan untuk mendukung pengujian tes PCR swab maupun alternatif gargle PCR. Reagen biasanya ditambahkan untuk melihat reaksi kimia, salah satunya dalam diagnosis infeksi virus Covid-19.
Honesti menjelaskan, dalam layanan tes PCR, kontribusi produk reagen Bio Farma seperti mBioCov-19 dan BioVTM/Biosaliva hanya sekitar 31-34 persen. Sedangkan biaya komponen lainnya berada di luar kendali Bio Farma. Komponen lain itu seperti harga RNA kit ekstraksi, Bahan Material Habis Pakai (BMHP), Alat Pelindung Diri (APD), dan biaya operasional.
Selain itu, lanjut dia, harga reagen kit PCR dalam e-katalog juga lebih tinggi karena disertai Pajak Pertambahan Nilai (PPN). Dalam e-katalog sejak Februari 2021 hingga sekarang, tercatat harga reagen kit PCR Rp 193 ribu termasuk PPN. Kini, harga di e-katalog itu sedang dalam proses pengajuan agar diturunkan menjadi Rp 89.100 termasuk PPN.
Honesti pun menegaskan, tarif layanan tes PCR adalah kewenangan Kementerian Kesehatan. "Grup Holding BUMN Farmasi pun selalu mengikuti arahan dan mendukung upaya pemerintah dengan segera menetapkan harga layanan tes swab PCR sebesar Rp 275 ribu untuk pulau Jawa dan Rp 300 ribu di luar Jawa," ujar dia.
Honesti menambahkan, Bio Farma sudah membuat reagen kit PCR secara mandiri sejak Agustus 2020. Dengan beberapa upaya efisiensi dan peningkatan kapasitas produksi, kapasitas produksi yang awalnya 1,2 juta reagen per bulan bisa menjadi 2 juta reagen per bulan pada Agustus 2021. Peningkatan kapasitas ini merupakan salah satu faktor utama yang dapat menurunkan harga reagen Bio Farma dari harga Rp 250 ribu menjadi Rp 113.636.
Setelah itu, Bio Farma kembali melakukan optimalisasi kapasitas produksi. Pada Oktober 2021, Bio Farma sudah bisa memproduksi 5 juta reagen per bulan. Dengan peningkatan produksi, kata Honesti, harga per unit reagen kembali turun menjadi Rp 90 ribu pada Oktober 2021.