REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Harga telur lokal yang fluktuatif dan lebih tinggi dari berbagai negara, menjadi kendala utama dalam pengembangan industri tepung telur di Indonesia. Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengungkapkan, faktor harga tersebut sangat berpengaruh dalam menarik minat investor untuk mendirikan pabrik.
Direktur Industri Makanan, Hasil Laut, dan Perikanan, Supriadi, mengatakan, peluang membangun industri telur di Indonesia sangat besar karena surplus produksi telur yang sudah dicapai. Tahun ini, ia memprediksi akan terdapat surplis produksi telur hingga 200 ribu ton.
Proyeksi itu diperoleh dari perkiraan produksi yang mencapai 5,15 juta ton sedangkan kebutuhan hanya 4,95 juta ton. Tingginya surplus itu turut berdampak pada anjloknya harga telur yang merugikan peternak.
"Kami berharap adanya surplus telur ini bisa diolah menjadi produk-produk olahan yang masih diimpor. Karena tujuan dari olahan bisa memperpanjang masa simpan produk," kata Supriadi dalam webinar, Rabu (10/11).