REPUBLIKA.CO.ID, Dedy Darmawan Nasution
JAKARTA -- Kementerian Pertanian (Kementan) mengatakan harga telur ayam ras di Indonesia masih belum cukup berdaya saing untuk mendukung berdirinya industri tepung telur. Koordinator Pengolahan, Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan, Kementan, Boethdy Angkasa, menyampaikan, pihaknya telah mengundang para calon investor yang dapat berinvestasi. Dari sisi stabilitas suplai bahan baku, Indonesia sudah sangat mumpuni.
"Tapi yang menjadi masalah soal harga karena mereka (investor) ingin agar harga bisa Rp 13 ribu-Rp 14 ribu per kilogram (kg) sementara harga kita saat ini Rp 18 ribu-Rp 19 ribu per kg. Peternak tidak mau kalau di bawah itu," kata Boethdy dalam webinar, Rabu (10/11).
Ia mengungkapkan, persoalan harga menjadi sangat strategis karena tingkat rendemen tepung telur yang cenderung kecil, yakni sekitar 10 persen untuk putih telur dan 15-16 persen untuk kuning telur. Dengan kata lain, untuk dapat memproduksi 1 kg tepung telur dibutuhkan minimal 5-6 kg telur segar.