Kamis 11 Nov 2021 14:16 WIB

Digelar Saat Pandemi, Piala Citra 2021 Bawa Nuansa Berbeda

Piala Citra 2021 digelar tatap muka secara terbatas dengan prokes ketat.

Red: Nora Azizah
Presiden Joko Widodo (tengah) didampingi Mendikbud Ristek Nadiem Makarim (kiri) dan Ketua Komite Festival Film Indonesia (FFI) Reza Rahardian (kanan) menghadiri malam penganugerahan FFI 2021, di Jakarta, Rabu (10/11/2021).
Foto:

photo
Sutradara Wregas Bhanuteja (ketiga kiri, bawah) dan jajaran produser serta aktor dan aktris film Penyalin Cahaya berpose usai meraih penghargaan Film Panjang Terbaik dalam Festival Film Indonesia 2021 di Jakarta Convention Center, Jakarta, Rabu (10/11/2021). Film Penyalin Cahaya memborong 12 kategori FFI 2021, beberapa di antaranya kategori film panjang terbaik, aktor terbaik, dan sutradara terbaik. - (ANTARA/Aditya Pradana Putra)
 

Kejutan 'Penyalin Cahaya'

Piala Citra 2021 juga memberikan banyak kejutan bagi pencinta film Tanah Air. Tak hanya dari segi acara, tetapi juga penghargaan yang diberikan bagi para sineas.

Salah satu yang mengejutkan adalah film "Penyalin Cahaya" yang berhasil memboyong hingga 12 penghargaan. Sebelumnya, film produksi kerja sama Rekata Studio dan Kaninga Pictures itu mendapatkan 17 nominasi FFI.

Piala Citra itu diraih untuk kategori Film Cerita Panjang Terbaik, Sutradara Terbaik, Penulis Skenario Asli Terbaik, Pengarah Sinematografi Terbaik, Penyunting Gambar Terbaik, Pengarah Artistik Terbaik, Penata Suara Terbaik, Penata Musik Terbaik, Penata Busana Terbaik, Pemeran Utama Pria Terbaik, dan Pemeran Pendukung Pria Terbaik.

Film “Penyalin Cahaya” berhasil meraih Piala Citra sebagai Film Terbaik di Festival Film Indonesia (FFI) 2021. Film drama misteri kriminal Indonesia tersebut disutradarai oleh Wregas Bhanuteja, dimana ini merupakan film panjang pertama Wregas sebagai sutradara. Sementara dikursi produser ada Adi Ekatama dan Ajish Dibyo.

Dalam pidato kemenangannya, sutradara Wregas Bhanuteja mengatakan bahwa "Penyalin Cahaya" adalah film panjang pertamanya. Karena itulah, dia tidak menyangka bisa dianugerahi piala citra untuk kategori sutradara terbaik.

"Saya tidak akan berhasil dengan film ini, tanpa dukungan semua pemain dan kru yang selama berbulan-bulan ikut berproses. Terima kasih untuk support saya," kata Wregas.

Ia juga menyampaikan ucapan selamat kepada psra sutradara yang masuk nominee. Menurut dia, semua nominee adalah orang yang hebat karena telah berjuang menggarap film di tengah pandemi Covid-19.

Film dibintangi oleh Shenina Cinnamon sebagai Sur, Chicco Kurniawan, Jerome Kurnia, Dea Panendra, Giulio Parengkuan dan lainnya. Film ini dirilis perdana secara internasional pada 8 Oktober 2021 di Festival Film Internasional busan dan juga tayang di Netflix pada 13 Januari 2022.

Film ini mengikuti karakter Sur, seorang mahasiswi tingkat pertama di sebuah universitas. Suatu malam, untuk pertama kalinya dalam hidup ia pergi ke pesta untuk merayakan pencapaian grup teater universitas, Mata Hari. Di grup itu Sur bekerja sebagai sukarelawan perancang web.

Namun hidupnya benar-benar berubah setelah dia bangun keesokan paginya. Sur kehilangan beasiswa dan diusir keluarganya setelah foto selfie-nya berbeda secara online.

Khawatir bahwa dia mungkin menjadi bahan lelucon senior Mata Hari, Sur akhirnya mencari bantuan dari teman masa kecilnya, Amin. Bersama Amin, ia mencoba menemukan kebenaran tentang foto dan pesta malam itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement