Jumat 12 Nov 2021 22:23 WIB

Prokes Ketat, WSBK Mandalika Diharapkan Jadi Acuan Dunia

Dengan menerapkan Prokes Covid-19, diharapkan ajang ini jadi acuan bagi negara lain

Dialog Penerapan Prokes di Sektor Pariwisata, di Lombok, Jumat (12/11).  Hadir di acara yang sama.
Foto: BNPB
Dialog Penerapan Prokes di Sektor Pariwisata, di Lombok, Jumat (12/11). Hadir di acara yang sama.

REPUBLIKA.CO.ID, LOMBOK -- Sesaat lagi, Indonesia akan menggelar perhelatan berskala internasional, World Superbike (WSBK) 2021 di Madalika, Lombok. Acara yang mulai berlangsung 19 November sampai 21 November 2021 ini akan mendatangkan banyak orang, baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Dengan menerapkan Prokes Covid-19, diharapkan ajang ini menjadi acuan bagi negara lain dalam melaksanakan event olahraga Internasional lainnya di masa Pandemi.

Untuk mengantisipasi adanya penyebaran Virus Conona yang saat ini masih mewabah, Satgas Covid – 19 mengimbau kepada penonton, panitia, pihak – pihak terkait penyelenggaraan, dan masyarakat di sekitar sirkuit agar terus mematuhi protokol kesehatan (Prokes) Covid-19 yang telah ditetapkan pemerintah.

Troy Pantouw, Ketua Sub Bidang Komunikasi Publik Satgas Covid-19 mengungkapkan, untuk menekan angka penularan Covid-19 selama acara berlangsung, pemerintah melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah meluncurkan 'Gerakan Mobil Masker untuk Masyarakat’. Gerakan ini ditujukan untuk mendukung penguatan protokol kesehatan jelang perhelatan WSBK 2021. Event balap motor ini merupakan kegiatan pariwisata internasional pertama yang akan di gelar Indonesia pada masa pandemi Covid-19.

“Mari kita bersama-sama menerapkan Prokes demi mencegah terjadinya penyebaran Covid-19. Ajang ini akan menghadirkan banyak orang. Terlebih, sekarang Indonesia juga perpotensi diterpa gelombang ketiga. Kami mengimbau, agar seluruh penonton, panitia, pihak-pihak terkait penyelenggaraan, dan masyarakat yang ada di sekitar sirkut tetap ketat mengikuti prokes,” kata Troy dalam acara dialog Penerapan Prokes di Sektor Pariwisata, di Lombok, Jumat (12/11).

Hadir di acara yang sama, Kepala Dinas Pariwisata Lombok Tengah Lendek Jayadi juga mengimbau kepada warga untuk tidak abai, kendati lonjakan kasus Covid-19 saat ini telah melandai.

Lendek Jayadi menyampaikan, untuk menyongsong diselenggarakannya WSBK 21 di Mandalika, Lombok, terkait antispasi penyebaran Covid-19, Dinas Pariwisata Lombok telah melakukan berbagai langkah, salah satunya adalah vaksinasi terhadap pelaku wisata khususnya di kawasan  Program Daerah Pariwisata Super Prioritas (DPSP).

“Semua pelaku wisata khususnya di kawasan DPSP telah tervaksin. Kami juga telah melakukan pemberdayaan kemampuan hospitality SDM Kepariwisataan,” ucap Lendek.

Dalam penerapan Prokes di sektor pariwisata, Lendek menyampaikan, pihaknya telah melakukan kurasi standarisasi CHSE (Cleanliness, Health, Safety, Environment Sustainability) bagi pengelola hotel, restauran, homestay / Sarhunta dan destinasi Desa Wisata.

Antisipasi gelombang ketiga

Troy mengungkapkan angka penularan Covid-19 di Tanah Air memang semakin menurun, tingkat keterisian rumah sakit juga mengalami hal yang sama. Alhasil pemerintah mulai melonggarkan aturan PPKM. Setali tiga uang, tingkat mobilitas masyarakat pun juga meningkat.

“Sayangnya, hal ini berbanding lurus dengan tingkat kedisiplinan masyarakat terhadap prokes. Masyarakat merespon fenomena penurunan angka penularan dan pelonggaran PPKM secara euphoria dan mulai abai terhadap Prokes Covid-19. Contohnya di Jakarta, masyarakat sudah banyak yang abai dengan Prokes,” ucap Troy.

Untuk mengantisipasi terpaan penularan gelombang ke 3 tersebut, sambung Troy, pemerintah telah mengambil beberapa langkah, diantaranya meningkatkan kapasitas tes Covid-19, menggecarkan kembali sosialisasi penerapan prokes, vaksinasi Covid-19, mengetatkan akses masuk dari luar negeri, mendorong penggunaan aplikasi Peduli Lindungi, dan mempercepat pengembangan obat anti Covid-19.

Troy menyampaikan, pandemi ini sudah berjalan hampir dua tahun, artinya kita sudah banyak pengalaman, artinya koordinasi pun juga semakin lebih baik dibanding saat  awal pandemi. Dalam menghadapi dan menangani Covid-19, kita tidak bisa bekerja sendiri- sendiri, tetapi secara bersama-sama. 

“Kita mengenal apa yang disebut Penta Helix, multi pihak. Penta Helix Covid-19, selain melibatkan lembaga-lembaga pemerintah, seperti Kementerian, TNI / POLRI / Satpol PP, juga melibatkan media, akademisi, para pakar, sektor swasta, Nakes, relawan, dan masih banyak lagi. Kita bersama – sama terus berupaya menekan angka penularan,” ucap Troy.

Lebih lanjut Troy mengimbau, selain terus taat terhadap Prokes, masyarakat juga harus cerdas dalam menerima informasi dan jangan percaya hoaks. Selain tantangan dalam upaya memutus penyebaran virus corona, hal lain yang perlu diwaspadai adalah adalah adanya infodemik seputar Covid-19. Infodemik ini mengarah pada informasi berlebih akan sebuah masalah, sehingga kemunculannya dapat mengganggu usaha pencarian solusi terhadap masalah tersebut.

Maraknya infodemik yang berisi berita tidak benar atau hoaks dan rumor mengenai Covid-19 di tengah masyarakat dapat memperburuk situasi pandemi itu sendiri. Laju penyebaran berita hoaks itu sering terjadi karena seseorang tidak memeriksa kembali saat membagikan ke orang lain dan tidak memahami tentang dampak dari informasi itu sendiri ke depannya.

Untuk mengatasi penyebaran Hoaks tersebut, Satgas Covid-19 bersama Kominfo, Kepolisian Republik Indonesia, serta seluruh lembaga pemerintah, swasta, dan juga media maupun komunitas lainnya terus melakukan edukasi kepada masyarakat untuk selalu melakukan saring sebelum sharing terkait isu Pandemi yang belum terbukti kebenarannya dan mengungkap berbagai kasus hoaks yang meresahkan dengan melakukan upaya hukum.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement