REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi melakukan pertemuan bilateral dengan Menlu Selandia Baru Nanaia Mahuta di Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI, Jakarta, Senin (15/11). Keduanya menekankan kemitraan kedua negara untuk terus diperkuat di berbagai bidang termasuk perdagangan.
Menurut Retno, Selandia Baru adalah mitra penting Indonesia di kawasan Pasifik yang telah memiliki kemitraan komprehensif sejak 2018. "Tentunya kemitraan ini telah menjadi fondasi kuat dalam upaya kita untuk terus meningkatkan kerja sama yang didasarkan pada asas saling menguntungkan, menghormati, dan menghormati kedaulatan serta integritas wilayah," ujarnya dalam press statement bersama Menlu Mahuta di Jakarta, Senin.
Kerja sama yang dimaksud menyangkut berbagai bidang termasuk percepatan pemulihan ekonomi pascapandemi. Pemulihan ini, ujar Retno, erat kaitannya dengan kerja sama perdagangan dan investasi. "Saya sampaikan pentingnya perdagangan bilateral yang seimbang," kata Retno
"Oleh karenanya, saya meminta kepada Selandia Baru untuk dapat membuka akses pasar bagi produk-produk buah tropis Indonesia dan penguatan investasi dan program peningkatan kapasitas di bidang pertanian dan peternakan di Indonesia," ujarnya menambahkan.
Retno mencatat pada September lalu tren perdagangan bilateral naik 37 persen year-on-year dan mencapai 1,25 miliar dolar AS. Menurutnya kerja keras masih sangat diperlukan untuk mencapai target 2,8 miliar dolar AS di 2024.
"Dan saya berharap kerja sama perdagangan seperti ASEAN-Australia-New Zealand Free Trade Agreement dan RCEP dapat dimanfaatkan untuk mendorong perdagangan dan investasi," tutur Retno.
Mahuta dalam kunjungan pertamanya ke luar negeri sebagai menlu menyambut baik hubungan perdagangan ekonomi antar kedua negara. Dia mencatat perdagangan dua arah antara RI dan Selandia Baru mencapai 2,45 miliar dolar AS, naik 23 persen dari tahun sebelumnya.
"Kami melihat betapa sulitnya ini karena Covid-19. Namun kami berdua ingin melihat pertumbuhan ekonomi di masa depan dan memperkuat kemitraan komprehensif kedua negara," ujarnya dalam konferensi pers yang sama.
Selain di bidang ekonomi, kedua menlu juga membahas kerja sama di bidang energi. Retno mengatakan Selandia Baru dapat menjadi mitra RI di bidang transisi energi.
Dia menyebut salah satu kerja sama yang dapat terus dikembangkan adalah di bidang geothermal. "Kemitraan di bidang energi telah ditunjukkan antara lain melalui pembangunan Flores Geothermal Island di Nusa Tenggara Barat dan pembangunan pipeline di Maluku dalam kerangka the New Zealand-Maluku Access to Renewable Energy Support (NZMATES)," ujar Retno.
Mahuta mengatakan Selandia Baru mendukung tujuan Indonesia untuk mengurangi emisi gas rumah kaca serta tujuan RI untuk meningkatkan energi terbarukan. "Selandia Baru dengan senang hati melanjutkan kerja sama kemitraan baru dengan Indonesia," katanya.