Selasa 16 Nov 2021 16:00 WIB

Kekerasan Terhadap Perempuan Melanggar Islam

Deklarasi Arab menentang kekerasan terhadap perempuan.

Rep: Dea Alvi Soraya/ Red: Muhammad Hafil
Kekerasan Terhadap Perempuan Melanggar Islam. Foto: Kekerasan dalam rumah tangga
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Kekerasan Terhadap Perempuan Melanggar Islam. Foto: Kekerasan dalam rumah tangga

REPUBLIKA.CO.ID,KAIRO -- Asisten Menteri Urusan Hak Asasi Manusia Duta Besar Kementerian Luar Negeri Kuwait, Talal Al-Mutairi, mengatakan kekerasan terhadap perempuan melanggar prinsip-prinsip moral dan melanggar ajaran Islam.

Hal ini ia sampaikan dalam pidato pengukuhannya, saat memimpin rapat 'kelompok kerja keanggotaan terbuka'. Kelompok ini dibentuk oleh komite permanen Liga Arab tentang hak asasi manusia, dan ditunjuk untuk meninjau deklarasi Arab yang menentang segala bentuk kekerasan terhadap perempuan dan anak perempuan.

Baca Juga

Mutairi berharap ada formula yang disepakati bersama dari pertemuan tersebut. Kekerasan terhadap perempuan disebut sebuah isu sentral dalam kaitannya dengan hak asasi manusia.

Dilansir di Kuwait Times, Selasa (16/11), ia juga menyatakan penghargaan untuk semua negara anggota atas dukungan mereka terhadap perempuan dalam komunitasnya. Pertemuan tersebut mencerminkan minat yang mengakar dalam moral guna meningkatkan hak, kebebasan dan toleransi, karena hal ini adalah komponen kunci dalam masyarakat modern.

Mutairi lantas menyebut, Negara Kuwait mengusulkan mengeluarkan deklarasi Arab melawan kekerasan dalam rumah tangga, selama sesi komite hak asasi manusia terakhir, yang diadakan pada Agustus lalu.

Kepala Bidang Sosial Liga Negara-negara Arab, Duta Besar Haifa Abu Ghazaleh, menyampaikan apresiasi kepada negara-negara anggota atas upaya kelembagaan dan legislatif yang dilakukan untuk memberdayakan perempuan.

Dalam pidatonya, Abu Ghazaleh menambahkan upaya ini termasuk dalam hak istimewa positif yang diusulkan oleh Islam dan agama Ibrahim lainnya, serta resolusi regional dan internasional.

Dia menjelaskan, proyek yang diusulkan akan dibahas selama tiga hari, dalam kerangka kerja kelompok. Pertemuan tersebut merupakan komitmen moral meningkatkan kesadaran mengenai dampak kekerasan terhadap perempuan, pada jiwa mereka, serta posisi mereka di dalam keluarga dan masyarakat.

Abu Ghazaleh mengartikulasikan, pertemuan itu dianggap sebagai batu loncatan dalam mengembangkan kerja bersama Arab dan mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.

Di antara upaya yang dilakukan negara Arab, salah satunya adalah inisiatif yang diusulkan oleh koalisi anggota parlemen perempuan di negara-negara Arab, untuk memerangi kekerasan terhadap perempuan Arab pada 2016.

Inisiatif ini berkisar pada deklarasi Arab yang menentang semua kekerasan terhadap anak perempuan dan perempuan, serta perkembangan selanjutnya dalam hal ini.  

Sebelumnya, Ketua Dewan Imam Kanada, Hamid Slimi mengatakan tindak kekerasan terhadap perempuan bertentangan dengan ajaran Islam.

Padahal, Islam mengajarkan agar memperlakukan perempuan dengan baik. "Yang terbaik di antara kamu adalah yang memperlakukan pasangan dengan baik," kata dia seperti dinukil Onislam.net.

Untuk menekan angka kekerasan kepada perempuan dan muslimah, Komunitas Muslim Kanada menggelar kampanye perlindungan kepada perempuan.

"Kekerasan terhadap perempuan dan anak perempuan tidak dapat diterima. Karena itu, kami berkomitmen untuk bekerja sama dengan seluruh elemen masyarakat," kata dia mengakhiri.

 

Sumber:

https://news.kuwaittimes.net/website/violence-against-women-violates-islam-kuwaiti-official/

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement