REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Poppy Ismalina, Associate Profesor Ilmu Ekonomi Universitas Gadjah Mada (UGM) mengatakan, ada pelajaran penting dari pengalaman Indonesia dan negara-negara lain selama pandemi. Pelajaran tersebut yakni sektor kesehatan adalah prioritas pertama dalam menangani krisis pandemi menuju proses pemulihan dan paska pandemik.
Risiko dari tiga sektor yaitu sektor kesehatan, ekonomi-keuangan, dan sosial adalah risiko yang saling terkait satu sama lain. Apabila tidak dicarikan solusi yang mensinergikan ketiganya akan berdampak pada lambatnya proses pemulihan.
“Kerja bersama seluruh pihak dalam menyiapkan daya adaptasi masyarakat dan upaya memitigasi risiko dari tiga sektor tersebut sangat dibutuhkan," kata dia dalam diskusi daring, Jumat (19/11).
Ia melanjutkan, dalam menyusun peta jalan dan strategi adaptasi untuk sektor kesehatan adalah langkah pertama yang disusul dengan penyusunan peta jalan dan strategi adaptasi. Hal ini didedikasikan untuk kelompok-kelompok rentan masyarakat seperti petani, UMK, komunitas adat, kaum miskin kota-desa, komunitas difabel, dan perempuan di sektor informal.
Poppy berpendapat upaya untuk membawa proses pemulihan untuk lebih berkeadilan dan berkelanjutan. Karena itu, strategi dan program yang direncanakan harus memuat prinsip kesetaraan, partisipasi, akses informasi dan membangun kepercayaan publik, akuntabilitas dan transparansi serta berkelanjutan.
Dia menegaskan, semangat untuk kembali bangkit dan menjadi lebih baik paska pandemi merupakan hal yang perlu dipelihara. Proses pemulihan dan kehidupan paska pandemi pada akhirnya harus dedikasikan bagaimana seluruh aktivitas didedikasikan untuk menjaga keberlanjutan pembangunan Indonesia dan berkeadilan bagi semua pihak.
Diketahui, sebagai upaya merespon keadaan darurat ini, Yayasan Bina Swadaya menggagas penyusunan usulan masukan “Peta Jalan Adaptasi Pengendalian dan Pemulihan Dampak Pandemi Covid-19 di Indonesia untuk Sektor Kesehatan” yang bisa menjadi panduan komprehensif bagi semua pihak untuk menuju percepatan pemulihan inklusif.