Sabtu 20 Nov 2021 22:56 WIB

Rais Syuriah PWNU Jawa Tengah Ingatkan Pentingnya Moderasi

Moderasi beragama penting ditanamkan pula untuk para guru agama Islam

Rep: Bowo Pribadi / Red: Nashih Nashrullah
Moderasi beragama penting ditanamkan pula untuk para guru agama Islam. Ilustrasi guru agama
Foto: Republika/Agung Supri
Moderasi beragama penting ditanamkan pula untuk para guru agama Islam. Ilustrasi guru agama

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG—Para guru Pendidikan Agama Islam (PAI) yang tersebar di berbagai lembaga pendidikan penting mempelajari agama dengan baik dan benar. Sehingga para pendidik PAI dapat menghasilkan peserta didik yang toleran.

Hal ini ditegaskan Rais Syuriah PWNU Jawa Tengah, KH Ubaidillah Shodaqoh, saat mengisi materi Peningkatan Kapasitas Moderasi Beragama Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) tingkat SMA/SMK, di Hotel MG Setos, Kota Semarang, Jawa Tengah.

Baca Juga

Menurut Gus Ubed, panggilan akrab KH Ubaidillah Shodaqoh, semangat mempelajari dan mendalami agama berikut nilai-nilainya bagi pedoman dan tuntunan hidup merupakan niat yang bagus.

Yang menjadi persoalan, ketika semangat belajar tersebut bertemu dengan guru/ pendidik yang justru mengenalkan dan mengajarkan pemahaman-pemahaman gerakan radikal, justru sebaliknya dan sangat berbahaya.

Karena pendidik tersebut akan mengajarkan berbagai pemahaman serta nilai yang menyimpang tentang agama. “Maka pendidik harus betul- betul mempelajari dan memahami agama dengan baik,” jelasnya, dalam keterangan pers yang diterima Republika.co.id, Sabtu (20/11).

Pengasuh Pondok Peantren (Ponpes) Bugen Al-Itqon Semarang ini juga mengungkapkan, salah satu cara mendoktrin seseorang dan biasa dilakukan oleh kelompok tertentu dan menyakini tindakan ekstrimisme sebagai sebuah kebenaran dalam agama juga memiliki ciri tersendiri.

Salah satunya dan yang umum dilakukan adalah dengan cara mendalilkan ayat yang sama tetapi terus berulang- ulang dan pemahaman terhadap ayat tersebut juga keliru.

“Sehingga mereka yang mendapatkan pengajaran –dengan sendirinya, akan menyakini tindakan yang diajarkan,” tegas Gus Ubed, dalam acara yang digelar atas kerja sama Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Santri Nusantara (P3SN) dengan Direktorat Pendidikan Agama Islam Kementrian Agama (Kemenag) RI ini.  

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement