REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat (AS) secara resmi memberikan suntikan booster covid-19 atau vaksinasi ketiga untuk seluruh warga yang berusia 18 tahun ke atas mulai Jumat (19/11). Kebijakan itu muncul ketika AS tengah berjuang menghadapi lonjakan kasus di seluruh negeri dan sekaligus mengantisipasi potensi gelombang baru menjelang libur musim dingin.
Kepala Vaksin Food and Drug Administration (FDA) Peter Marks mengatakan pemberian booster merupakan langkah antisipasi AS dalam menghadapi lonjakan kasus covid-19 dan mengantisipasi terjadinya gelombang baru pada saat musim liburan Natal dan tahun baru.
Sebelumnya, ucap Marks, AS hanya mengizinkan vaksin booster Pfizer dan Moderna untuk orang dengan gangguan sistem, imun, lansia di atas 65 tahun, pekerja medis garis depan, serta kelompok lain yang berisiko tinggi.
"Food and Drug Administration mengizinkan perubahan pada booster Pfizer dan Moderna untuk membuatnya lebih sederhana," ujar Marks kepada the Associated Press yang dilansir pada Ahad (21/11).
Dalam aturan baru, lanjut Marks, siapa pun yang berusia 18 tahun ke atas dapat memilih booster Pfizer atau Moderna pada enam bulan setelah dosis terakhir mereka. Sementara untuk Johnson & Johnson, masyarakat AS sudah bisa mendapatkan booster setelah dua bulan suntikan vaksin pertama.
"Masyarakat dapat memadupadankan booster dari perusahaan mana pun," ucap Marks.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) mendukung rekomendasi booster untuk semua orang dewasa, dan mendorong warga di atas 50 tahun harus segera mendapatkannya. Penasihat CDC Matthew Daley mengatakan CDC juga mengajukan permohonan warga AS yang lansia dan orang-orang dengan risiko obesitas, diabetes atau masalah kesehatan lainnya harus mendapatkan booster sebelum masa liburan.
"Ini adalah rekomendasi yang lebih kuat. Saya ingin memastikan kami memberikan perlindungan sebanyak yang kami bisa," kata Matthew.