Ahad 21 Nov 2021 17:59 WIB

Anggota Hamas Bunuh Warga Sipil di Yerusalem

Usai serangan, perdana menteri Israel minta pengetatan keamanan di Yerusalem.

Rep: Lintar Satria/ Red: Friska Yolandha
Petugas membawa jenazah warga Palestina yang tewas tertembak di Yerusalem, Ahad (21/11).
Foto: AP Photo/Mahmoud Illean
Petugas membawa jenazah warga Palestina yang tewas tertembak di Yerusalem, Ahad (21/11).

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Seorang pria bersenjata dari kelompok Hamas membunuh seorang warga sipil dan tiga orang lainnya di Kota Tua Yerusalem. Pemerintah mengatakan pelaku yang orang Palestina itu tewas ditembak mati polisi Israel.

Penembakan ini menjadi serangan kedua dalam empat hari di Yerusalem, di salah satu pintu gerbang menuju Masjid Al-Aqsa. Orang-orang Yahudi menghormati situs tersuci ketiga Muslim itu sebagai sisa dua kuil kuno.

Baca Juga

Pada Ahad (21/11) Menteri Keamanan Internal Israel Omar Barlev menggambarkan pelaku penembakan sebagai anggota Hamas di Yerusalem Timur. Barlev mengatakan pelaku menggunakan senapan mesin ringan.

Hamas mengkonfirmasi orang yang diidentifikasi Israel sebagai anggotanya. Pada Jumat (19/11) lalu Inggris menetapkan Hamas yang menguasai Jalur Gaza dan menolak hidup berdampingan dengan Israel sebagai kelompok teroris.

Langkah ini membawa London segaris dengan Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa. Juru bicara kepolisian Israel mengatakan serangan ini melukai dua orang warga sipil yang salah satunya tewas di rumah sakit.

Sementara dua petugas polisi yang berada di lokasi kejadian hanya terluka ringan. Usai serangan ini Perdana Menteri Israel Naftali Bennett memerintahkan pengetatan keamanan di sekitar Yerusalem.

"Pada pagi seperti ini, satu pihak dapat menarik dukungan keputusan (Inggris) untuk menyatakan Hamas, termasuk kelompok yang disebut organisasi sayapnya, sebagai organisasi teroris," kata Bennett pada kabinetnya.

Israel merebut Kota Tua dan bagian lain Yerusalem Timur pada Perang Timur Tengah 1967. Kemudian menganeksasi wilayah-wilayah itu. Masyarakat internasional tidak mengakui pendudukan Israel.

Warga Palestina ingin Yerusalem Timur sebagai ibukota negara mereka di masa depan. Israel mengatakan seluruh kota ibukotanya.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اَلَمْ تَرَ اِلَى الَّذِيْ حَاۤجَّ اِبْرٰهٖمَ فِيْ رَبِّهٖٓ اَنْ اٰتٰىهُ اللّٰهُ الْمُلْكَ ۘ اِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّيَ الَّذِيْ يُحْيٖ وَيُمِيْتُۙ قَالَ اَنَا۠ اُحْيٖ وَاُمِيْتُ ۗ قَالَ اِبْرٰهٖمُ فَاِنَّ اللّٰهَ يَأْتِيْ بِالشَّمْسِ مِنَ الْمَشْرِقِ فَأْتِ بِهَا مِنَ الْمَغْرِبِ فَبُهِتَ الَّذِيْ كَفَرَ ۗوَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الظّٰلِمِيْنَۚ
Tidakkah kamu memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim mengenai Tuhannya, karena Allah telah memberinya kerajaan (kekuasaan). Ketika Ibrahim berkata, “Tuhanku ialah Yang menghidupkan dan mematikan,” dia berkata, “Aku pun dapat menghidupkan dan mematikan.” Ibrahim berkata, “Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah ia dari barat.” Maka bingunglah orang yang kafir itu. Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang zalim.

(QS. Al-Baqarah ayat 258)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement