REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik dari Indostrategi, Arif Nurul Imam, mengatakan Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) mampu membangun semangat gotong royong di tengah gempuran masyarakat yang makin individualis.
"Hampir pasti ada dampak positifnya. Memang tidak terlihat langsung secara kasat mata, melainkan bisa kita lihat dari tumbuhnya kesadaran kolektif di tengah masyarakat. Kita tentu bisa berdebat soal ini, namun indikator itu bisa kita lihat. Misalnya, tumbuhnya gerakan kolektif, tumbuhnya kesadaran gotong-royong di tengah gempuran individualisme," ujarnya.
Saat ini, Indonesia mulai bangkit setelah dilanda pandemi Covid-19. Berbagai sektor kehidupan secara perlahan berangsur pulih. Hal itu tak lepas dari semangat gotong royong dan penerapan nilai-nilai revolusi mental yang digaungkan Presiden Jokowi. Semangat gotong royong ini menjadi pijakan dasar dari Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM). Visi ini bukan gagasan baru, sebab revolusi mental merupakan gagasan yang dicetuskan Presiden Sokarno, kemudian digaungkan lagi dalam kepemimpinan Presiden Jokowi.
Hal senada juga diungkapkan Pengamat Kebijakan Publik dari Universitas Trisakti, Trubus Rahadiansyah. Dia mengatakan bahwa GNRM mampu membangun karakteristik manusia yang lebih modern.
"Dampak positif dari gagasan revolusi mental ini tentu bisa dilihat dari semangat gotong royong yang baik," ujarnya.
Trubus mengatakan, namun pemerintah harus terus melakukan evaluasi agar gagasan revolusi mental ini bisa berjalan sebagaimana mestinya. "Evaluasi yang harus dilakukan adalah kolaborasi antara pusat dan daerah, agar informasi yang keluar dari pusat dapat dicerna oleh masyarakat yang ada di daerah," katanya.
Dalam praktiknya, gagasan revolusi mental membawa dampak positif bagi kemajuan bangsa Indonesia, tak terkecuali dari aspek pembangunan. Di bulan November 2021, Pemerintah Indonesia resmi membuka Sirkuit Internasional Mandalika yang berada di Lombok, Nusa Tenggara Barat.
Momuntem ini membuka gerbang pariwisata Indonesia di mata dunia. Selain itu, keberadaan Sirkuit Internasional Mandalika juga diharapkan mampu menopang perekonomian Indonesia dengan datangnya para wisatawan mancanegara.
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Republik Indonesia, Muhadjir Effendy, menyebut kehadiran Sirkuit Mandalika untuk MotoGP Mandalika 2021 bisa membantu kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat. Khusus untuk pariwisata, lanjut Muhadjir, ia berharap tidak hanya sirkuit yang menjadi kebanggaan bangsa, tetapi adat istiadat, serta industri kerajinan akan menjadi daya tarik tersendiri bagi siapapun yang datang ke NTB.
"Sektor pariwisata di NTB penting untuk mulai berjalan meski di tengah pandemi Covid-19. Nanti pembangunan dan rehabilitasi rumah-rumah adat di NTB bisa dilakukan sehingga bukan saja sirkuit yang kita tonjolkan, namun juga budaya, rumah adat, dan tenun juga kita maksimalkan," jelas Muhadjir.
Lebih lanjut, Muhadjir juga mengharapkan bukan hanya Lombok dan destinasi wisata prioritas lainnya yang akan dilirik oleh turis mancanegara. Namun berbagai macam objek wisata di daerah lain dapat dimaksimalkan untuk menarik perhatian mata dunia yang bertujuan untuk memajukan perekonomian Indonesia.