REPUBLIKA.CO.ID, PANGANDARAN -- Volume sampah di Kabupaten Pangandaran mengalami peningkatan selama musim hujan. Aktivitas wisatawan yang mulai kembali ramai juga membuat volume sampai di kawasan pantai meningkat.
Kepala Seksi Pengelolaan Sampah, Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Pangandaran, Abay Bayanullah, mengatakan, untuk mengatasi meningkatnya volume sampah, pihaknya tetap rutin melakukan pembersihan, terutama di kawasan pantai. Selain itu, setiap akhir pekan juga dilakukan operasi bersih-bersih di kawasan pantai.
"Kegiatan operasi bersih-bersih itu dilakukan sejak satu bulan lalu. Karena musim hujan membuat sampah meningkat. Apalagi saat ini aktivitas wisatawan sudah mulai kembali normal," kata dia, Rabu (24/11).
Ia menyebutkan, saat ini volume sampah di Kabupaten Pangandaran pada hari biasa rata-rata mencapai 90 meter kubik per hari. Sementara pada akhir pekan bisa mencapai 130 meter kubik per hari.
Menurut dia, peningkatan volume sampah pada musim hujan terjadi karena kiriman sampah melalui aliran sungai. Selain itu, aktivitas di objek wisata yang mulai kembali normal juga ikit berkontribusi dalam peningkatan volume sampah.
"Kalau pada saat wisata ditutup itu volume sampah berkurang. Tapi sekarang meningkat lagi," kata Abay.
Ia menambahkan, operasi bersih-bersih di kawasan pantai tak hanya dilakukan oleh dinasnya. Sejumlah relawan dan instansi terkait juga ikut membantu operasi bersih-bersih.
Abay mencontohkan, dua pekan lalu, Satuan Polisi (Satpol) Perairan dan Udara (Airud) Polres Ciamis juga ikut melakukan aksi bersih-bersih Pantai Pangandaran. Aksi itu dilakukan di kawasan Pantai Timur Pangandaran, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, Jumat (12/11).
Kasat Pol Airud Polres Ciamis, AKP Sugianto mengatakan, aksi sosial bersih pantai itu merupakan bagian dari rangkaian HUT ke-71 Korps Polairud Baharkam Polri tingkat Polres Ciamis. Selain itu, kegiatan itu juga sebagai aksi nyata polisi dalam menjaga alam.
Dengan adanya kegiatan bersih bersih pantai, lanjut dia, laut menjadi bersih serta indah dipandang. Selain itu juga untuk memberikan edukasi kepada masyarakat di pesisir untuk penting menjaga kebersihan laut dan pantai.
"Ini menjadi edukasi agar masyarakat tidak membuang sampah ke laut atau ke pantai, sehingga laut menjadi bersih dan biota laut dapat berkembang dan kemudian hasil tangkapan menjadi meningkat," kata dia.
Sugianto menyebutkan, dalam kegiatan itu, masih ditemukan sampah berupa plastik sisa makanan, botol kaca maupun botol plastik. Ia mengimbau kepada wisatawan yang datang ke Pangandaran untuk ikut menjaga kebersihan, setidaknya dengan tak membuang sampah sembarang.
Bank Sampah
Abay mengatakan, pihaknya juga terus mengembangkan bank sampah di Kabupaten Pangandaran. Dengan keberadaan bank sampah, diharapkan masyarakat dapat memilah sampah yang akan dibang.
Ia menyebutkan, saat ini sudah ada sekitar 25 unit bank sampah yang tersebar di seluruh Kabupaten Pangandaran. "Dulu waktu program itu di-launching pada 2019 akhir hanya ada tiga unit, sekarang sudah 25 unit," kata dia.
Penambahan unit bank sampah itu dinilai menunjukkan kesadaran warga Kabupaten Pangandaran semakin tinggi dalam memilah sampah. Walaupun, lanjut Abay, kesadaran itu belum sepenuhnya merata di seluruh wilayah Kabupaten Pangandaran.
"Karena yang ada di perkotaan belum bisa dikoordinasi untuk dibentuk bank sampah. Misalnya di Kecamatan Pangandaran belum ada bank sampah. Yang ada justru di wilayah yang bukan perkotaan seperti Langkaplancar dan Cimerak," kata dia.