Sabtu 27 Nov 2021 15:17 WIB

61 Pendatang dari Afrika Selatan di Belanda Positif Covid-19

Belanda mewaspadai masuknya kasus Covid-19 varian omicron dari Afrika Selatan.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Reiny Dwinanda
Bandara Schiphol, di Schiphol, Belanda. Saat ini, Belanda masih meneliti 61 kasus positif Covid-19 pendatang dari Afrika Selatan dalam kaitannya dengan varian omicron.
Foto:

Kasus pertama varian omicron di Eropa

Belgia menemukan kasus terkonfirmasi varian baru Covid-19 pertama di Eropa pada Jumat (26/11). Penemuan kasus ini bersamaan dengan pengumuman sejumlah langkah pencegahan Covid-19 gelombang keempat.

Menteri Kesehatan Frank Vandenbroucke saat konferensi pers mengemukakan bahwa kasus varian B11529 atau yang dikenal dengan nama varian omicron telah ditemukan pada seseorang yang tidak disuntik vaksin yang mengalami gejala dan dinyatakan positif Covid-19 pada 22 November.

"Varian yang mencurigakan. Kami belum mengetahui apakah (varian) itu sangat berbahaya atau tidak," katanya.

Varian omicron yang pertama kali muncul di Afrika Selatan telah membunyikan alarm global. Uni Eropa dan Inggris termasuk negara yang memperketat perbatasan saat para ilmuwan sedang mencari tahu apakah mutasi varian itu resisten terhadap vaksin.

Laboratorium rujukan nasional Belgia mengungkapkan bahwa seseorang yang terinfeksi itu adalah perempuan dewasa muda yang mengalami gejala selama 11 hari usai kembali dari Mesir via Turki. Ia mengalami gejala seperti flu, tetapi sampai saat ini tidak ada tanda-tanda penyakit parah.

Tidak ada anggota keluarganya yang menunjukkan gejala, namun mereka semua menjalani pemeriksaan. Varian baru Covid-19 muncul ketika Belgia dan banyak negara Eropa lainnya tengah memerangi lonjakan infeksi.

Perdana Menteri Belgia Alexander De Croo mengumumkan bahwa kelab malam, bar dan restoran harus tutup pukul 11 malam waktu setempat selama tiga pekan mulai Sabtu (27/11), dengan satu meja tamu maksimal enam pengunjung.

Mengenai meningkatnya tekanan terhadap layanan kesehatan, De Croo mengatakan vaksinasi telah banyak membantu. Andaikan tingkat vaksinasi Belgia tidak tinggi, negaranya niscaya akan terjebak dalam situasi yang benar-benar ganas.

Belgia, yang menjadi markas NATO dan sejumlah lembaga Uni Eropa, melaporkan jumlah kasus per kapita tertinggi keenam di Eropa setelah negara-negara seperti Austria dan Slovakia yang melanjutkan lockdown.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement