REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Tidak salah Indonesia dipercaya federasi badminton dunia (BWF) menggelar tiga turnamen bulu tangkis secara beruntun di Nusa Dua Bali. Sejak Indonesia Masters digelar 16 November lalu, dilanjutkan dengan Indonesia Open dan saat ini baru dimulai BWF Final, tidak ditemukan satu pun kasus positif Covid-19.
Kepala Bidang Media dan Humas PP PBSI, Broto Happy ketika dihubungi Republika.co.id, Rabu (1/12) mengatakan kunci utama dari keberhasilan zero kasus adalah disiplin dari semua pihak tanpa pandang bulu aturan ini berlaku bagi yang ikut Indonesia Bulu tangkis Festival (IBF) ini.
"Saya rasa kuncinya adalah disiplin dari semua pihak dalam menjalankan protokol kesehatan dengan ketat. Hidung dan tenggorokan ini sudah berkali-kali dicolok untuk melakukan tes antigen yang berlangsung saban hari yang ingin ke lapangan serta tes PCR yang dilakukan tiga hari sekali,” jelas Broto.
Broto menambahkan kalau tes tersebut berlaku untuk semua orang yang ingin masuk gelembung IBF. Tak ada pengecualian, tadi Menpora yang datang pun kita lakukan tes PCR. "Prokes ini kita berlakukan sama kepafa semua orang, wajib bermasker saat aktivitas. Kalau tidak banyak satpam yang tidak bosan untuk menegur."
"Semua yg terlibat, pemain, pelatih, ofisial, panpel dan media, wajib bermasker. Mereka ini wajib menjalani tes PCR dan antigen secara berkala di awal-awal total ada 667 orang yang ikut tes. Panitia bekerjasama dengan sebuah lab kesehatan,” terangnya.
"Dari selama di Jakarta, sampai di Bali, peserta diantar bus masing-masing negara, sampe hotel juga diatur per negara check in nya. Jadi benar-benar kita atur pelaksanaan prokesnya. Alhamdulillah hingga saat ini zero kasus,” pungkas Broto.
Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali memberikan apresiasi dan pujian kepada penyelenggaraan Indonesia Badminton Festival (IBF) 2021 yang berlangsung di Bali dari 16 November - 5 Desember mendatang.
Menpora Amali yang datang ke The Westin Resort, Nusa Dua, Rabu (1/12), untuk melihat langsung bagaimana protokol kesehatan yang digunakan. Selain itu juga ingin mengetahui bagaimana penyelenggaraan IBF 2021 yang tengah memanggungkan ajang HSBC BWF World Tour Finals 2021.
Selain ketatnya penerapan prokes, testing yang dilakukan oleh panitia penyelenggara sangat berkala. Tidak heran di sini semua bisa cepat diketahui hasilnya.
"Kehadiran saya ke sini untuk melihat bagaimana penerapan protokol kesehatan yang dilakukan. Saya melihat ke sini bahwa protokol kesehatan berjalan dengan sangat luar biasa baiknya," tutur Amali.
"Para atlet tidak hanya karantina di sini tetapi juga bisa menikmati fasilitas yang ada, sehingga mereka tidak stres," ungkap Amali.
Pria kelahiran 16 Maret 1962 itu juga memberikan pujian kepada induk organisasi bulutangkis nasional, PP PBSI yang telah menyelenggarakan ajang bulutangkis internasional ini dengan baik. Diharapkan cabang olahraga lain yang ingin menggelar turnamen level internasional bisa berkaca kepada PBSI.
"Kalau ada organisasi lain yang ingin menyelenggarakan kejuaraan internasional silakan mencontoh apa yang dilakukan PBSI," sebut Amali.
Selain memuji protokol kesehatan yang diterapkan di ajang IBF 2021, Menpora Amali juga memberikan pujian bagaimana proses pengambilan sampel doping yang dilakukan.
"PBSI saat ini menjadi contoh. Semua cabang olahraga yang ingin menyelenggarakan event harus banyak berdiskusi dengan PBSI. Mulai dari protokol kesehatan hingga pengambilan sampel doping di sini sangat bagus sekali," pungkas Amali.
Dalam kunjungannya, Menpora Amali turut memberikan dukungan kepada pasangan ganda putri Greysia Polii/Apriyani Rahayu yang bertanding menghadapi Jongkolphan Kititharakul/Rawinda Prajongjai (Thailand).
Pada pertandingan ini, Greysia/Apriyani sukses meraih kemenangan atas unggulan pertama dari Negeri Gajah Putih itu dengan straight game 21-15, 21-12 hanya dalam 37 menit.