Ahad 05 Dec 2021 13:05 WIB

Mengapa Surat Baraah tak Diawali dengan Bismillah?

Surah Baraah tak Diawali dengan Bismillah?

Rep: Rossi Handayani/ Red: Muhammad Hafil
Mengapa Surat Baraah tak Diawali dengan Bimillah?. Foto: Bismillah
Foto: IST
Mengapa Surat Baraah tak Diawali dengan Bimillah?. Foto: Bismillah

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Para qari sepakat untuk membaca basmalah pada awal setiap surat kecuali surat Baraah (At-Taubah). Mengapa surat tersebut tidak diawali dengan bismillah?

Dikutip dari buku Tajwid Lengkap Asy-Syafi'i karya Abu Ya'la Kurnaedi, Ibnu Abbas Radhiyallahu Anhu pernah bertanya kepada Ali bin Abu Thalib Radhiyallahu Anhu: "Mengapa basmalah tidak ditulis di awal surah Bara'ah?"

Baca Juga

Ali menjawab: "Karena dalam basmalah terkandung makna keamanan, sedangkan dalam surah Bara'ah tidak terkandung makna keamanan. Maka tidak ada kesesuaian antara keamanan dan pedang (peperangan)." (Al-Wafi ala Syarhis Syathibiyyah, pedang yang dimaksud adalah ayat 29 dari surah At-Taubah).

Imam asy-Syathibi rahimahullah berkata:

و لابد منها في ابتداءك سورة، سواها و في الأجزاء خير من تلا

'Harus ucapkan basmalah saat awal baca selain surah Bara'ah sedang di tengah surah bagi pembaca Alquran boleh memilih'

Lafazh basmalah (اَلْبَسْمَلَةُ) merupakan mashdar (asal kata) dari fi'il: بَسْمَلَ-يُبَسْمِلُ yakni: mengucapkan (بِسْمِ اللّهِ) atau (بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ).

Adapun makna basmalah: (بدأت بعون الله وتوفيقه الرحمن الرحيم)  "Aku memulai perbuatan dengan meminta pertolongan dan taufik Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang". (Dirasatu Ilm it Tajwid)

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement