Senin 06 Dec 2021 15:34 WIB

Rumitnya Menanam Cabai di Stasiun Luar Angkasa

Menanam cabai adalah salah satu eksperimen paling kompleks di luar angkasa.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani / Red: Dwi Murdaningsih
Para astronaut di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) sedang memanen cabai.
Foto: nasa
Para astronaut di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) sedang memanen cabai.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -– Para astronaut di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) telah memanen cabai. Ini adalah panen kedua di stasiun itu. Menanam cabai adalah salah satu eksperimen paling kompleks dalam menanam tanaman di luar angkasa hingga saat ini. 

Beberapa tanaman yang dapat dimakan telah ditanam di ISS sebelumnya, seperti sayuran hijau dan lobak. Percobaan dengan cabai lebih menantang daripada percobaan sebelumnya. Sebab, cabai adalah tanaman berbunga dan tumbuh selama total 137 hari, dibandingkan dengan satu atau dua bulan sebagian besar tanaman sebelumnya telah ditanam. 

Baca Juga

Dilansir dari Digital Trends, Senin (6/12), cabai ditanam di Advanced Planet Habitat ISS sebagai bagian dari eksperimen yang disebut Plant Habitat-04. 

“PH-04 mendorong produksi tanaman luar angkasa mutakhir secara signifikan,” kata Matt Romeyn, peneliti utama PH-04 dari Kennedy Space Center NASA di Florida. 

“Dengan eksperimen ini, kami mengambil kultivar ladang cabai Hatch dari New Mexico, mengerdilkannya agar sesuai dengan habitat tanaman, dan menemukan cara produktif menumbuhkan tanaman buah pertama yang diakui secara umum di luar angkasa-semuanya dalam rentang beberapa tahun,” ujarnya. 

Panen pertama cabai dilakukan pada 29 Oktober dan dimasak menjadi taco lezat untuk kru. Salah satu keuntungan besar menanam cabai adalah rasa pedasnya menarik bagi para astronaut, yang sering meminta bumbu seperti saus pedas untuk membuat makanan mereka lebih menarik. 

“Tingkat kegembiraan di sekitar panen pertama dan taco luar angkasa belum pernah terjadi sebelumnya bagi kami,” kata Romeyn.

“Semua indikasi adalah beberapa buah berada di sisi yang lebih pedas, yang tidak terduga, mengingat efek yang tidak diketahui dari gaya berat mikro pada tingkat capsaicin paprika.”

Selain manfaat kesehatan fisik dari sayuran segar, merawat tanaman dan kemudian memanen serta memakannya juga dapat bermanfaat secara psikologis bagi para astronot. 

“Manfaat terbesar yang saya lihat secara pribadi adalah dampak menanam tanaman terhadap kru,” kata Nicole Dufour, manajer proyek PH-04.

“Mereka sangat tertarik ketika berinteraksi dengan tanaman, terutama ketika itu adalah tanaman pangan seperti paprika. Kami menemukan kru telah melepas penutup pintu setiap hari untuk memeriksa tanaman dan melihat paprika. Itu bukan sesuatu yang kami minta mereka lakukan-mereka hanya ingin karena mereka menikmatinya,” ujar dia. 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement