REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Frederikus Bata
Awan hitam bergelayut di langit Barcelona. Raksasa Katalunya siap melalui jalan terjal.
Barca harus menaklukkan tantangan berat di depan mata. Khususnya di pentas Liga Champions (UCL). Jika tidak berhati-hati, skuat polesan Xavi Hernandez bakal 'tergelincir' ke Liga Europa.
Jelas, dalam dua dekade terakhir, kompetisi tersebut, bukan habitat Barcelona. Mereka terbiasa bertarung di level tertinggi benua biru. Kini Raksasa Katalunya, harus menghadapi segala risiko.
Sebuah pertaruhan reputasi. Blaugrana dijadwalkan bertemu Bayern Muenchen pada matchday pamungkas Grup E UCL. Duel tersebut berlangsung di Allianz Arena, Kamis (9/12) dini hari WIB.
Hanya kemenangan yang membuat Memphis Depay dan rekan-rekan bernafas lega. Dengan begitu, mereka tak perlu menunggu hasil pertandingan lain. Rival sekota Espanyol itu bakal tampil mati-matian di Jerman.
"Ini kesempatan terakhir kami untuk melaju ke babak sistem gugur, ini seperti final," kata Depay, dikutip dari marca, Selasa (7/12).
Tak berlebihan apa yang diutarakan penyerang tim nasional Belanda itu. Barcelona berada di posisi kedua Grup E. Wakil La Liga itu bersaing ketat dengan Benfica. Muenchen sudah mengantongi tiket fase sistem gugur.
Jadi, matchday keenam ini, menyisakan persaingan Barca vs the Eagles. Anak asuh Xavi Hernandez mengoleksi tujuh poin. Mereka unggul dua angka atas wakil Portugal di urutan ketiga.
Sebenarnya, Blaugrana memiliki kendali atas diri sendiri. Tapi justru tekanan lebih mengarah pada pasukan Camp Nou. Mengapa demikian?
Pertama karena lawan yang mereka hadapi bernama FC Bayern. Die Roten seakan menjelma menjadi penguasa tunggal sepak bola Eropa, dalam beberapa tahun terakhir. Dari segi kualitas permainan, hanya Liverpool dan Manchester City yang bisa mengimbangi raksasa Jerman itu.
Dalam tiga pertemuan terakhir melawan Muenchen, Barcelona selalu mengalami kekalahan. Fakta demikian sudah menunjukkan betapa beratnya tantangan yang dihadapi Sergio Busquets dkk. Berikutnya, secara head to head, Barca tak lebih baik dari Benfica.
Dalam dua pertemuan kedua tim di babak penyisihan ini, the Eagles unggul agregat 3-0. Sehingga jika mereka memiliki poin yang sama usai matchday pamungkas, maka anak asuh Jorge Jesus dipastikan melaju.
Benfica di atas angin lantaran cuma bertemu Dynamo Kiev pada laga penentuan. Pertandingan tersebut berlangsung di markas mereka. Tepatnya di Estadio da Luz, Lisbon, Kamis (9/12) dini hari WIB.
Oleh karenanya, Barcelona tak perlu berharap sang rival ditaklukkan Kiev. Barca hanya perlu fokus mengeluarkan segala kemampuan mereka di Allianz Arena. Lagi-lagi ada reputasi yang dipertaruhkan.
"Pada Rabu (waktu setempat), terdapat pertandingan penting lainnya. Kami tidak boleh gagal lagi," ujar Xavi, dikutip dari marca.
Rupanya, bukan sekadar memperjuangkan kehormatan sebagai target elite La Liga itu. Barca bisa mengalami kerugian finansial, jika tersingkir dari putaran grup Liga Champions musim ini. Tanpa mengalami hal itu saja, Blaugrana sedang kesulitan dari sisi ekonomi.
Apalagi jika sampai gagal melaju ke babak selanjutnya. Selama pra musim, Barcelona telah membuat perhitungan anggaran, untuk setidaknya bisa mencapai perempatfinal kompetisi terelite benua biru.
"Jika mereka gagal melewati fase grup, mereka kehilangan 20,2 juta euro (Rp 329 miliar)," demikian laporan yang dikutip dari marca.
Itu bisa menjadi pukulan telak untuk Presiden Joan Laporta dan jajarannya. Ketika mengalami kerugian, otomatis membatasi pergerakan mereka. Sementara bursa transfer Januari 2022 sudah di depan mata.
Andai Barcelona turun ke Liga Europa, dan menjadi juara, maka tim tersebut mendapat total pemasukan 14,9 juta euro. Keadaan demikian bisa mengurangi kerugian klub. Sehingga defisitnya, tersisa 5,3 juta euro.
Menarik dinantikan bagaimana kiprah pasukan Xavi di markas salah satu tim terhebat di dunia. Perlu diketahui, FC Bayern selalu menang dalam lima partai awal di Grup E, mencetak 19 gol, dan cuma kebobolan tiga gol.