Kamis 09 Dec 2021 18:14 WIB

Atalia Minta Masyarakat tak Sudutkan Santriwati yang Jadi Korban

Para korban saat ini sudah kembali ke orang tuanya masing-masing.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Muhammad Fakhruddin
Atalia Minta Masyarakat tak Sudutkan Santriwati yang Jadi Korban. (ilustrasi)
Atalia Minta Masyarakat tak Sudutkan Santriwati yang Jadi Korban. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG -- Bunda Forum Anak Daerah (FAD) Provinsi Jabar Atalia Praratya Ridwan Kamil menyatakan, pelaku pemerkosaan santriwati di Kota Bandung harus dihukum berat sesuai aturan. Atalia juga meminta kepada masyarakat untuk tidak menyudutkan korban.

"Saya sendiri sejak Juni 2021 secara langsung terus memantau dan berinteraksi dengan korban dan orang tuanya untuk memastikan anak-anak mendapatkan hak perlindungannya," ujar Atalia di Kota Bandung Kamis (9/12).

Baca Juga

Atalia mengatakan, para korban saat ini sudah kembali ke orang tuanya masing-masing dengan terus dipantau perkembangan psikisnya oleh tim trauma healing.

"Kami mengharapkan kerja sama dari media untuk sama-sama melindungi korban dari dampak-dampak lain," katanya. 

Kasus pelecehan seksual oleh oknum pengajar tersebut, kata dia, sudah masuk persidangan keempat. Kasus tersebut sengaja tidak diekspos untuk menjaga dampak negatif terhadap kejiwaan korban.

"Kejadian biadab ini juga sudah ditangani oleh UPTD PPA Jabar bersama dengan PPA Polda Jabar sejak 27 Mei 2021, bekerja sama dengan kota dan kabupaten terkait," kata Atalia.

Atalia mengatakan, pihaknya saat ini fokus untuk menyelamatkan masa depan korban dan memastikan kasus serupa tidak terulang kembali. Ia juga mengajak masyarakat untuk tidak menyebarkan informasi yang menyudutkan korban. 

Sementara itu, Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) telah memberikan perlindungan kepada 29 orang yang terdiri dari pelapor, saksi dan/atau korban, dan saksi, saat memberikan keterangan dalam persidangan. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement