REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rasulullah SAW menganjurkan umatnya untuk melakukan sholat di awal waktu. Namun, khusus untuk sholat Isya, waktu utama untuk melakukannya adalah di pertengahan malam.
Sehingga waktu pelaksanaan sholat Isya dapat ditunda sampai sepertiga malam. Namun, waktunya bisa diperpanjang hingga menjelang subuh apabila terdapat kebutuhan darurat.
Dilansir di About Islam, dosen senior dan cendekiawan Islam di Institut Islam Toronto, Ontario, Kanada Sheikh Ahmad Kutty mengatakan waktu terbaik bagi seseorang untuk melakukan shalat Isya adalah sebelum tengah malam. Begitu juga apabila sholat isya dilakukan berjamaah, sebaiknya ditunda hingga sepertiga malam.
"Tetapi tidak baik menundanya lebih dari tengah malam," kata Kutty.
Sebagaimana hadits Nabi Muhammad SAW, "Waktu (yang lebih disukai) dari sholat Isya adalah sampai tengah malam.” (HR. Abu Daud)
Ada tradisi lain di mana Nabi menasihati kita untuk menunda Isya: “Seandainya itu tidak memberatkan umatku, aku perintahkan mereka untuk menunda Isya." (An-Nasa`i)
Namun, tidak ada perintah Nabi menyuruh umatnya untuk menunda lewat tengah malam. Sehingga berdasarkan hadits-hadits tersebut dan kesimpulan sah lainnya, para ulama berpandangan idealnya seseorang tidak boleh menunda Isya lebih jauh dari tengah malam.
Namun, jika seseorang tidak bisa sholat sebelum tengah malam, dia masih bisa sholat sebelum fajar karena waktu yang diizinkan diperpanjang hingga waktu itu. “Idealnya, seseorang tidak boleh menunda Isya lebih dari sepertiga malam, jika dia menundanya sampai tengah malam, tidak apa-apa; setelah tengah malam, itu adalah waktu darurah (yaitu waktu bagi mereka yang dalam keadaan ekstrim atau alasan yang sah).” (Ibn Qudamah dalam Al-Mughni).
Hal senada juga disampaikan oleh Imam An-Nawawi, yang berkata, “Waktu ideal Isya adalah hingga sepertiga malam; lebih dari itu adalah waktu yang diperbolehkan; yang meluas hingga datangnya fajar.”