Sabtu 11 Dec 2021 13:37 WIB

G7 Bersatu Lawan Rusia dalam Krisis Ukraina

Ukraina menuduh Rusia berencana menggelar serangan militer skala besar

Rep: Lintar Satria/ Red: Christiyaningsih
Pemimpin G7 berpose untuk foto bersama menghadap pantai di Carbis Bay Hotel di Carbis Bay, St. Ives, Cornwall, Inggris, Jumat, 11 Juni 2021.  G7 bersatu lawan Rusia dalam krisis Ukraina. Ilustrasi.
Foto: AP Photo/Patrick Semansky, Pool
Pemimpin G7 berpose untuk foto bersama menghadap pantai di Carbis Bay Hotel di Carbis Bay, St. Ives, Cornwall, Inggris, Jumat, 11 Juni 2021. G7 bersatu lawan Rusia dalam krisis Ukraina. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, LIVERPOOL -- Negara-negara demokrasi terkaya akan berusaha menunjukkan persatuan melawan agresi Rusia terhadap Ukraina. Hal itu dilakukan ketika Inggris menjadi tuan rumah pertemuan menteri luar negeri Group of Seven (G7) di Kota Liverpool.

Pertemuan tersebut dihadiri langsung oleh Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken dan rekan-rekannya dari Prancis, Italia, Jerman, Jepang, dan Kanada. Kegiatan ini digelar saat masyarakat internasional khawatir Rusia akan menginvasi Ukraina. Rusia membantah berencana menggelar serangan apa pun.

Baca Juga

"Apa yang perlu kami lakukan adalah mencegah Rusia mengambil tindakan itu," kata Menteri Luar Negeri Inggris Liz Truss jelang pertemuan, Sabtu (11/12).

"Apa yang dibicarakan dalam pertemuan G7 pekan ini adalah tentang menunjukkan persatuan antara negara-negara ekonomi besar yang memiliki visi yang sama. Kami akan dengan sangat kuat dalam sikap kami menentang agresi, menentang agresi dengan menghormati Ukraina," tambahnya.

Ukraina, yang merupakan pusat perselisihan antara Rusia dan negara-negara Barat, menuduh Moskow menumpuk pasukannya di perbatasan sebelah timur negara mereka. Kiev menuduh Rusia berencana menggelar serangan militer skala besar. Sementara Rusia menuduh perilaku Ukraina dan AS mengganggu stabilitas. Moskow menegaskan mereka perlu jaminan keamanan untuk melindungi diri mereka sendiri.

Inggris yang saat ini menjadi ketua G7 meminta anggota-anggotanya untuk membela lebih tegas apa yang disebut free world atau demokrasi. Pada pekan ini Truss mengatakan 'masa introspeksi' Barat sudah selesai.

Ia mengatakan sudah waktunya untuk sadar akan bahaya ideologi rival. Ia menekankan risiko ekonomi yang dihadapi Eropa karena ketergantungan benua itu pada gas alam Rusia dan semakin luasnya ancaman keamanan dari teknologi China.    

Pertemuan G7 di Liverpool juga diharapkan menghasilkan seruan bersama pada Iran untuk meredakan program nuklirnya dan mengambil kesempatan dalam perundingan di Wina yang saat ini sedang berlangsung. G7 berupaya gar perjanjian nuklir Joint Comprehensive Plan of Action dapat diimplementasikan kembali.

Jerman yang akan mendapat giliran menjadi ketua G7 tahun depan diperkirakan akan memaparkan program-program mereka pada tahun 2022. Bersama perwakilan dari ASEAN, menteri dari Uni Eropa, Australia, Korea Selatan dan India juga ambil bagian dalam sesi tamu G7.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement