REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- Menteri Haji dan Umrah Saudi Dr Tawfiq Al-Rabiah telah menyerukan kerja sama yang lebih besar antara sektor swasta dan publik. Hal ini dilakukan untuk memperluas layanan kepada jamaah, yang mengunjungi dua tempat suci Islam, Makkah dan Madinah.
Menteri bertemu dengan investor di Makkah pekan lalu. Dia menekankan pentingnya kerja sama antarsektor saat Kerajaan bekerja untuk pulih dari dampak ekonomi dari pandemi global.
Seorang investor di perusahaan Umrah, Ahmed Bajaiffer, mengatakan dalam rangka memperluas kerja sama antarasektor swasta dan publik, dimungkinkan untuk mengalokasikan tugas pengawasan yang dipercayakan kepada Kementerian Haji dan Umrah kepada perusahaan swasta. Ini termasuk perusahaan penerimaan bandara, perusahaan pengawasan, perusahaan yang memantau pelanggaran dan mengenakan denda, dan perusahaan penanganan darat.
Bajaiffer mengungkapkan, salah satu ide yang sedang dibahas adalah untuk membentuk Dana Pembangunan Haji dan Umrah yang berdaulat dan berafiliasi dengan negara. "Dana tersebut akan mendukung inisiatif sektor swasta dengan imbalan kemitraan investasi yang mengelola semua detail sektor," kata Bajaiffer, dilansir dari laman Arab News pada Sabtu (11/12).
Bajaiffer mengatakan, bahwa upaya sedang dilakukan untuk menjadikan umrah sebagai pengalaman luar biasa yang memperkaya waktu para jamaah mengunjungi situs-situs tersebut. Perusahaan dapat bersaing untuk memberikan layanan yang lebih baik disela-sela perluasan Masjidil Haram dan pandemi.
"Sekarang ada lebih banyak kelonggaran bagi ide dan inovasi untuk memberikan layanan yang lebih baik, berdasarkan sektor yang sepenuhnya dinasionalisasi," kata dia.
Bajaiffer mengatakan, fase berikutnya membutuhkan implementasi inisiatif untuk mengembalikan dinamisme sektor ini. "Semakin kuat industri dalam sistem haji dan umrah, semakin positif hasilnya," lanjut dia.
Sementara, Kepala Konvensi Haji dan Umrah Dunia Mohsin Tuttla mengatakan sebelum Covid-19, terdapat pertumbuhan tahunan 10 persen dalam jumlah jamaah. Angka tercatat diperkirakan 18 juta umrah pada 2019, berhasil tumbuh sejalan dengan Visi 2030 yang digariskan angka perkiraan.
"Penipisan jumlah jamaah haji yang disebabkan oleh Covid-19 dan variannya telah melumpuhkan ekosistem pendukung yang telah mendukung kelancaran operasi haji dan umrah," kata dia.