REPUBLIKA.CO.ID, — Memahami kandungan Alquran Al Karim bukanlah perkara yang mudah. Ada banyak yang perlu dipersiapkan oleh seseorang yang ingin menyelami lebih dalam isi Alquran.
Pakar tafsir Alquran yang juga pengasuh Pesantren Dar Al-Quran Arjawinangun Cirebon, Dr KH Ahsin Sakho Muhammad, menjelaskan sebelum seseorang menelaah, menelisik dan menganalisa ayat-ayat Alquran maka harus terlebih dulu membekali diri dengan berbagai hal yang berkaitan dengan Alquran. Seseorang harus terlebih dahulu memahami apa itu Alquran serta unsur-unsur yang ada pada Alquran.
Salah satu yang penting untuk kuasai adalah tentang bahasa Arab. Sebab Alquran diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dalam bahasa Arab. Selain itu isi Alquran juga berkaitan dengan perilaku bangsa Arab pada masa Alquran diturunkan.
"Kalau kita ingin memahami teks, maka terlebih dulu harus kits telusuri terlebih dahulu hal yang berkaitan dengan latar belakang teks itu diturunkan. Teks itu diturunkan pada siapa, pada situasi seperti apa?," kata Kiai Ahsin Sakho Muhammad saat mengisi Kuliah Umum di Ma'had Aly-Pondok Pesantren Lirboyo Kediri beberapa waktu lalu.
“Maka orang yang hendak mendalami Alquran harus memahami tentang bangsa Arab. Sejarah bangsa Arab hingga letak geografis yang dapat berdampak pada perilaku dan kejiwaan orang Arab,” kata Kiai Ahsin Sakho yang juga dewan pakar Pusat Studi Alquran (PSQ) ini.
Dia menjelaskan bahwa bangsa Arab terdiri dua kelompok yakni Al Arab Al Baidah (Arab yang sudah punah) dan Al Arab Al Baqiyah (Arab yang masih bertahan).
Al Arab Al Baidah menurut kiai Ahsin adalah bangsa Arab yang sudah punah seperti kaum amaliqah yang pernah berpetualang dari semenanjung Arabia sampai ke Mesir hingga menjadi penguasa mesir ketika masa nabi Yusuf. Termasuk juga Al Arab Al Baidah adalah kaum Ad dan kaum Tsamud.
Sedangkan Al Arab Al Baqiyah terbagi dua yaini Al Arab Al 'Aribah adalah orang Arab asli yaitu kaum Qahtaniyin dari Yaman. Dan Al Arab Al Musta'ribah yaitu orang Arab campuran yaitu Arab Al Adnaniyun. Arab Al Adnaniyun adalah keturunan Nabi Ismail. Nabi Ismail menikah wanita dari suku jurhum yang kemudian memiliki keturunan salah satunya Adnan.
Menurut Kiai Ahsin, Nabi Ismail dan Adnan inilah yang kemudian melahirkan keadaan baru di jazirah Arab terutama dalam bahasa yakni bahasa Arab.
Menurutnya Nabi Ismail dan Adnan adalah pencetus bahasa Arab. Seiring waktu munculah suku Quraisy yang memiliki banyak keturunan dan menguasai Arab.
"Jadi jauh sebelum Alquran itu diturunkan, bahasa Arab itu sedikit demi sedikit mengalami improvisasi,” kata dia.