REPUBLIKA.CO.ID, — Islam mempunyai sejumlah strategi dalam mencapai ketahanan pangan dan untuk memecahkan masalah kelaparan.
Selain yang terdapat dalam ayat-ayat Alquran, banyak hadits Nabi Muhammad ﷺ yang mengungkapkan strategi-strategi yang digunakan untuk mengatasi krisis kelaparan. Dilansir di aboutislam.net, beberapa strategi yang terdapat dalam hadits sebagai berikut:
Pertama, mendorong perkembangan perkebunan dan pertanian. Dalam sebuah hadits riwayat Imam Muslim disebutkan:
عن جابر أن النبي صلى الله عليه وسلم دخل على أم معبد حائطا، فقال يا أم معبد من غرس هذا النخل؟ أمسلم أم كافر؟ فقالت بل مسلم. قال فلايغرس المسلم غرسا فيأكل منه إنسان ولا دابة ولاطئر إلا كان له صدقة إلى يوم القيامة
Dari Sahabat Jabir, sesungguhnya Nabi Muhammad Saw memasuki pekarangan Ummu Ma’bad, kemudian beliau berkata, “Wahai Ummu Ma’bad siapakah yang menanam kurma ini? Muslim atau kafir?
Ummu Ma’bad menjawab, “Muslim.” Lalu Nabi Bersabda, “Tidaklah seorang muslim menanam tanaman lalu memakannya baik manusia atau keledai atau burung kecuali itu akan menjadi sedekah baginya hingga hari kiamat.” (HR. Muslim).
Kedua, pemimpin yang berbagi penderitaan dengan rakyat.
عن ابن عباس رضى الله عنهما قال كانَ رسولُ اللَّهِ صلَّى اللَّهُ عليْهِ وسلَّمَ يَبيتُ اللَّيالي المتتابعةَ طاوِيًا وأَهلُهُ لا يجدونَ عَشاءً وَكانَ أَكثرُ خبزِهم خبزَ الشَّعيرِ
Abdullah bin `Abbas RA menuturkan bahwa Nabi Muhammad ﷺ dan keluarganya biasa menghabiskan malam berturut-turut dengan lapar tanpa makan malam. Sebagian besar roti yang biasa mereka makan adalah roti jelai (yang merupakan jenis yang murah).” (Ibnu Majah)
Ketiga, negara memiliki kewajiban memastikan keamanan pangan.
عن المستورد بن شداد رضي الله عنهما أنه قال: سمعت النبي صلى الله عليه وآله وسلم يقول: من كان لنا عاملاً فليكتسب زوجة، فإن لم يكن له خادم فليكتسب خادماً، فإن لم يكن له مسكن فليكتسب مسكناً، قال: قال أبو بكر: أخبرت أن النبي صلى الله عليه وآله وسلم قال: من اتخذ غير ذلك فهو غال أو سارق
Dari Al-Mustawrid Ibn Syadad meriwayatkan bahwa Nabi Muhammad ﷺ bersabda, Barangsiapa yang menjadi pekerja untuk kami, maka boleh ia memperoleh (sekadar nafkah) untuk istri,. Jika tidak mempunyai sahaya, boleh dia memperoleh (sedekah untuk) sahaya). Jika dia tidak punya tempat tinggal, boleh dia memperoleh “(sekadar untuk) tempat tinggal. “Sahabat Abu Bakar berkomentar, “Barangsiapa berlaku selain itu, maka dia seorang koruptor atau mencuri.” (HR Abu Dawud).
Keempat, memerangi korupsi. Hal ini sebagaimana riwayat berikut:
وَعَنْ عَدِيِّ بْنِ عَمِيرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - قَالَ: «يَا أَيُّهَا النَّاسُ! مَنْ عُمِّلَ مِنْكُمْ لَنَا عَلَى عَمَلٍ، فَكَتَمَنَا مِنْهُ مِخْيَطًا فَمَا فَوْقَهُ فَهُوَ غَالٌّ، يَأْتِي بِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ. فَقَامَ رَجُلٌ مِنَ الْأَنْصَارِ، قَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ! اقْبَلْ عَنِّي عَمَلَكَ. قَالَ: وَمَا ذَاكَ؟ قَالَ سَمِعْتُكَ تَقُولُ: كَذَا وَكَذَا قَالَ: وَأَنَا أَقُولُ ذَلِكَ، مَنِ اسْتَعْمَلْنَاهُ عَلَى عَمَلٍ ; فَلْيَأْتِ بِقَلِيلِهِ وَكَثِيرِهِ فَمَا أُوتِيَ مِنْهُ أَخَذَهُ، وَمَا نُهِيَ عَنْهُ انْتَهَى» " رَوَاهُ مُسْلِمٌ،
Adi bin `Umairah RA meriwayatkan bahwa Rasulullah ﷺ berkata, “Barangsiapa di antara kamu yang ditunjuk olehku untuk suatu posisi dan dia menyembunyikan dari kami (bahkan) jarum atau lebih, dia bertindak tidak setia dan akan membawanya pada Hari Kebangkitan.”
Setelah mendengar ini, seorang pria kulit hitam dari Al-Ansar berdiri dan berkata, “Ya Rasulullah, ambil kembali dariku tugasmu.”
Nabi bertanya, “ Apa yang terjadi padamu?” Pria itu menjawab, "Saya telah mendengar Anda mengatakan ini dan itu."
Nabi bersabda, “Saya katakan bahwa (sekali lagi) sekarang: Barang siapa dari Anda diangkat oleh saya untuk suatu posisi, dia harus membawa segala sesuatu (dari pendapatannya), besar atau kecil. (Kemudian,) apa yang dia berikan padanya, dia boleh mengambilnya. Apa yang tidak boleh dia ambil, dia harus menghindarinya.” (HR Muslim).
Sumber: aboutislam