REPUBLIKA.CO.ID,ABU DHABI—Perdana Menteri Israel Naftali Bennett mengunjungi Uni Emirat Arab (UEA) pada Ahad (12/12), menjadi kunjungan resmi pertama perdana menteri Israel ke UEA setelah kedua negara sepakat menjalin hubungan diplomatik tahun lalu. Kedatangan Bannett disambut oleh Menteri Luar Negeri dan Kerjasama Internasional Sheikh Abdullah bin Zayed Al Nahyan, Duta Besar UEA untuk Israel Mohamed Mahmoud Al Khaja dan Duta Besar Israel untuk UEA Amir Hayek.
Pertemuan ini merupakan bagian dari diplomasi regional untuk mendorong pembicaraan internasional tentang program nuklir Iran yang hingga kini masih berujung kebuntuan. Dalam kunjungannya, Bannett juga menemui Putra Mahkota Abu Dhabi dan Wakil Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata UEA, untuk membahas penguatan hubungan antara Israel dan UEA, terutama terkait masalah ekonomi dan regional.
Seorang juru bicara Bennett, Matan Sidi, mengatakan, sebelum terbang ke UEA, Perdana Menteri Israel mengatakan bahwa perjalanan ini bertujuan untuk memperdalam kerjasama antar kedua negara di semua bidang. “Hubungannya sangat baik dan luas, dan kita harus terus memelihara dan memperkuatnya, dan membangun perdamaian yang hangat di antara orang-orang,” kata Bannett dalam video yang dikeluarkan oleh kantornya.
UEA tahun lalu menjadi negara Arab ketiga yang menjalin hubungan diplomatik penuh dengan Israel setelah Mesir dan Yordania. Bahrain dan Maroko kemudian mengikuti sebagai bagian dari serangkaian kesepakatan yang ditengahi oleh Presiden AS Donald Trump. Sudan juga setuju untuk menormalkan hubungan dengan Israel di bawah apa yang disebut Kesepakatan Abraham, tetapi hubungan penuh belum terwujud.
Perjanjian tersebut dinegosiasikan oleh pendahulu Bennett, Benjamin Netanyahu, yang mengatakan mereka akan menawarkan sekutu regional baru kepada Israel untuk melawan Iran dan meningkatkan upaya diplomatiknya untuk menghentikan Teheran memperoleh senjata nuklir.
Perjalanan Bennett kemarin adalah yang pertama dari jenisnya sejak hubungan antara kedua negara diturunkan pada 2016. Kunjungan Bennett ke Abu Dhabi dilakukan setelah kunjungan Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz ke Washington, yang telah berulang kali menekankan bahwa opsi militer harus siap jika negosiasi dengan Iran gagal. Menteri Luar Negeri Israel Yair Lapid juga sempat mengunjungi London dan Paris bulan lalu, di mana ia menyerukan sanksi yang lebih ketat terhadap Teheran.
Sejak Perjanjian Abraham ditandatangani, Israel dan UEA telah menandatangani serangkaian kesepakatan kerja sama ekonomi dan perdagangan. Pada bulan November, pembuat senjata Israel Elbit Systems juga telah meluncurkan usaha baru di UEA, setelah komandan angkatan udara Emirat dan Israel mengunjungi negara masing-masing.
Sumber:
https://www.khaleejtimes.com/government/israeli-pm-arrives-in-abu-dhabi-on-historic-visit-to-uae