REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan era disrupsi yang terjadi saat ini membawa begitu banyak perubahan, termasuk perubahan model bisnis. Erick menyebut saat ini terjadi desentralisasi konglomerasi yang cukup signifikan.
"Kalau kita lihat di unicorn-unicorn itu sekarang tidak ada satu grup atau satu keluarga yang menguasai 90 persen atau 60 persen. Unicorn itu biasanya paling sembilan sampai sepuluh persen, tidak lebih. Artinya memang ini sebuah disrupsi yang berubah di mana dulu lebih tersentralisasi sekarang, terdesentralisasi, ini sangat bagus," ujar Erick saat menghadiri peresmian gerakan Akselerasi Generasi Digital di Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta, Rabu (15/12).
Berbeda dengan model konglomerasi yang menguasai seluruh produk dengan jaringan sendiri, Erick menyebut startup justru melibatkan banyak pihak dalam model bisnis, seperti UMKM. "Contoh bicara di industri makanan dulu mungkin satu produk, satu merek, tapi kalau hari ini banyak produk, banyak produsen, tinggal ada marketplace-nya dan distribusinya yang disinergikan," ucap Erick.
Erick juga menyampaikan perhatian Presiden Joko Widodo terkait dunia baru bernama Metaverse. Erick menilai dunia baru tersebut akan mengubah banyak hal seperti para pelukis yang akan mendapatkan dana dari setiap transaksi lukisan yang terjual.
Erick menyampaikan akselerasi generasi digital melalui Merah Putih Fund menjadi bentuk komitmen pemerintah dalam menghadapi perubahan. "Ini yang kadang-kadang kita jangan terjebak kalau kita ini seakan-akan membentuk konglomerasi baru, tidak. Kita membentuk ekosistem baru di mana memang ekosistem ini filosofinya juga sudah berbeda, makanya tadi kita akan masuk itu perusahaan-perusahaan yang Soonicorn menuju Unicorn," lanjut Erick.
Erick tak ingin potensi talenta dan startup lokal tidak mendapat perhatian dan justru dimanfaatkan negara lain. Erick mengatakan biasanya banyak startup lokal yang kecil tengah menuju menengah mendapat tantangan dari sisi pendanaan. Hal ini yang acapkali dimanfaatkan negara atau perusahaan asing untuk memberikan pendanaan.
"Oleh karena itu, jangan marah kalau startup besar kita, unicorn besar kita dikuasai asing karena kita sendiri tidak pernah punya komitmen sama generasi muda Indonesia. Nah di situlah kenapa kita sekarang menggalang kekuatan, tidaknya hanya BUMN, tapi juga swasta dan pengusaha nasional, dengan Merah Putih Fund kita punya komitmen ekosistem Indonesia," ungkap Erick.
Erick tak ingin potensi dan pasar besar Indonesia justru menjadi sumber pertumbuhan ekonomi negara lain. "Bapak presiden tadi sudah membuat statement yang sangat tepat dan keras, market kita sangat besar, jangan sampai juga dilepas ke orang lain," kata Erick menambahkan.