REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA - Saat pasar keuangan global menunggu bukti bahwa vaksin Covid-19 efektif melawan Omicron, varian baru yang semakin meluas dapat menunda pemulihan ekonomi hingga enam bulan, kata seorang pakar pada Selasa.
"Jika vaksin terbukti efektif melawan Omicron dan tidak mengarah pada langkah pembatasan dan lockdown lebih lanjut, saya pikir kita akan segera melihat rekor tertinggi lagi [di pasar]," kata Craig Erlam, analis pasar senior untuk Inggris, Eropa, Timur Tengah, dan Afrika di platform perdagangan OANDA yang berbasis di London, kepada Anadolu Agency.
"Sementara setiap kemunduran di bidang itu dapat menunda pemulihan enam bulan, mungkin lebih lama tergantung pada bagaimana dinamika inflasi terungkap," ujar Erlam.
Di Amerika Serikat (AS), harga konsumen tahunan naik menjadi 6,8 persen di bulan November, membawa inflasi ke level tertinggi dalam hampir 40 tahun. Tingkat inflasi tahunan di Jerman mencapai 5,2 persen pada November, tertinggi sejak Juni 1992.
Inggris melaporkan kematian pertama karena Omicron pada Senin ketika 10 orang dirawat di rumah sakit dengan varian itu karena jumlah kasus di negara itu naik berlipat ganda setiap beberapa hari. Erlam mengatakan ada sejumlah besar hal yang tidak diketahui di bidang virus korona yang dapat menciptakan situasi yang sangat berbeda di pasar global tergantung pada situasi pandemi.
Peneliti Universitas Oxford pada Senin mengatakan bahwa dua dosis vaksin Pfizer-BioNTech atau AstraZeneca Covid-19 kurang efektif melawan Omicron dibandingkan dengan varian sebelumnya.
Pasar keuangan di seluruh dunia telah mengalami volatilitas tinggi selama dua minggu setelah 26 November, ketika varian Omicron pertama kali diumumkan. Karena fluktuasi yang tinggi, pasar saham AS mengalami kerugian besar pada pekan yang berakhir 3 Desember.
Dow Jones Industrial Average mengalami penurunan mingguan sebesar 0,9 persen, sedangkan S&P 500 turun 1,2 persen dan Nasdaq turun 2,6 persen untuk minggu itu. Minggu berikutnya, mereka mengalami kenaikan, sementara S&P 500 ditutup pada rekor tertinggi 4.712 poin pada Jumat.
Di AS, setidaknya 30 negara bagian dan Washington, D.C. telah mengonfirmasi kasus omicron pada hari Senin, menurut laporan. Kekhawatiran atas omicron memukul aset berisiko lebih keras.
Bitcoin kehilangan 7,5 persen pada Senin setelah anjlok 8,26 persen pada 4 Desember -- seminggu setelah Omicron diumumkan. Nilai total pasar kripto turun sekitar USD200 miliar pada Senin setelah USD520 miliar menguap pada 4 Desember.
Baca juga : Kemenkes Sebut Pejabat Bisa Karantina Mandiri, Tapi...