REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah pesawat ruang angkasa NASA menjadi yang pertama "menyentuh matahari". Ini keberhasilan yang telah lama ditunggu-tunggu dan lompatan raksasa potensial dalam memahami pengaruh matahari terhadap tata surya.
Pesawat Parker Solar Probe berhasil terbang melalui korona atau atmosfer bagian atas Matahari pada April lalu untuk mengambil sampel partikel dan medan magnet. Sampel ini dilanjutkan dengan penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Physical Review Letters.
Temuan itu juga diumumkan pada Selasa (waktu setempat) di American Geophysical Union Fall Meeting di New Orleans.
"Selama berabad-abad, umat manusia hanya mampu mengamati atmosfer ini dari jauh. Sekarang... kita akhirnya tiba. Umat manusia telah menyentuh matahari," kata direktur divisi heliofisika NASA, Nicola Fox, dilansir dari stuff.co.nz pada Jumat (17/12).
Parker Solar Probe diluncurkan tiga tahun lalu dalam upaya mempelajari matahari dan bahayanya. Pesawat itu akan membantu para ilmuwan mengungkap informasi penting dan tidak diketahui tentang Matahari, termasuk bagaimana aliran partikel matahari dapat memengaruhi planet ini.
Perwakilan direktorat misi sains NASA, Thomas Zurbuchen melihat bagaimana penemuan dalam satu disiplin ilmu akan terkait dengan bidang studi lain. Ia mengatakan keberhasilan Parker Solar Probe dalam "menyentuh matahari" adalah momen monumental untuk ilmu Matahari dan prestasi luar biasa.
"Tonggak sejarah ini tidak hanya memberi kita wawasan yang lebih dalam tentang evolusi Matahari dan dampaknya terhadap tata surya, tetapi semua yang kita pelajari tentang bintang kita sendiri juga mengajarkan lebih banyak tentang bintang-bintang di seluruh alam semesta," kata Zurbuchen.
Sentuhan pesawat ruang angkasa dengan matahari adalah puncak misi lebih dari 60 tahun. Para ilmuwan telah lama mencoba untuk melihat dari dekat matahari yang menjadi sumber cahaya dan panas Bumi. Ilmuan juga penasaran dengan badai matahari yang dapat mengganggu satelit dan jaringan listrik.
Sebelumnya, para ilmuwan top Amerika pada 1958 menyusun daftar misi yang menurut mereka harus dikejar oleh NASA yang saat itu merupakan badan antariksa baru. Impian seperti Teleskop Luar Angkasa Hubble, pesawat ruang angkasa kembar Voyager, dan program Apollo akhirnya menjadi kenyataan.
Tapi tujuan mencapai matahari tetap sulit dipahami walau tantangan menyentuh matahari didokumentasikan dengan baik. Bintang terdekat dari Bumi itu tidak memiliki permukaan padat dan digambarkan dalam satu video NASA sebagai bola raksasa plasma panas yang disatukan oleh gravitasinya sendiri.
Bahan bakar dari matahari membantu membentuk atmosfer bintang atau korona yang merupakan area yang secara signifikan lebih panas daripada permukaan bintang. Korona sekitar 1 juta derajat Celcius pada titik terpanasnya, dibandingkan dengan permukaan matahari sekitar 5726 Celcius. Beberapa partikel panas dari korona itu akhirnya menyembur ke luar angkasa sebagai angin matahari.